Stasiun Televisi, Pengiklan. AC Nielsen dan Lembaga Sensor Film
Bagaimana mungkin industri TV masih bisa berjalan ? Tentu saja tetap berjalan karena semua hal yang terkait tayangan TV pun masih berjalan. Stasiun TV masih mendapatkan iklan untuk berjalannya sebuah program termasuk dalam hal ini sinetron stripping.
Iklan/Advertising
yang menjadi bagian penting berjalanya industri TV sudah dan akan memasang iklannya untuk sinetron yang strippig selain itu mereka mendapatkan data dari ac neilsen sebagai sentra data pemirsa di Indonesia yang menjadi tolok ukur advertising memasang iklan.
Bagaimana PH atau Production House tetep bisa menyerahkan tayangan dan tetep bisa tayang ? Tentu saja karena Lembaga Sensor Film masih tetap memberikan surat Lulus sensor untuk program yg akan tayang. Setiap tayangan atau hasil syuting yang dibuat oleh PH kemudian diserahkan ke Lembaga Sensor Film dan kemudian merekomendasikan bisa tayang di Stasiun Televisi.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa untuk suksesnya sebuah tayangan dalam hal ini sinetron stripping, Stasiun televisi, pengiklan, Nielsen dan Lembaga Sensor Film atau LSF jadi seuah kesatuan utuh yang saling keterkaitan.
Industri Televisi sepertinya tidak mengenal istilah tanggap darurat, pihak televisi tetap meminta kepada Production House untuk terus tayang stripping, karena tuntutan dari pengiklan yang memang hanya akan memasang iklannya diprogram stinetron stripping dengan ratting share yang tinggi yang dikeluarkan oleh Nielsen dan sinetron stripping bisa tayang jika sudah lolos dari lembaga sensor film.
[caption id="attachment_297002" align="alignnone" width="900"] Stasiun Televisi, Pengiklan. AC Nielsen dan Lembaga Sensor Film (Foto: Istimewa)[/caption]
Lingkaran ini tidak akan peduli dengan kondisi dilapangan yang dialami oleh para pekerja sinetron stripping seperti para pemain dan krunya karena buat mereka industri televisi harus terus berjalan.
Pertaruhan Nyawa Pekerja Seni dan Film
Sementara dalam berjalannya itu semua di lapangan masih banyak sejumlah tenaga kerja yg tetap kerja saat wabah virus Corona dengan ganasnya bisa menyerang siapa saja baik kondisinya sedang sehat atau tidak. Untuk kondisi yang sedang sehat dia bisa jadi pembawa virus ke orang yang kondisi fisik dan imunitasnya sedang tidak baik. yg sangat rentan dgn mengabaikan Social Distancing yang dihimbau pemerintah.
Pertaruhan nyawa sedang dilakukan oleh para pekerja seni (baca artis) dan juga kru sinetron yang terus bekerja setiap harinya demi mengejar tayangan yang harus terus tayang setiap harinya.
Padahal Presiden Jokowi sudah menginstruksikan masyarakat melakukan aktifitasnya di rumah dan membayasi kegiatan yang bersinggungan dengan orang banyak pada 15 Maret yang lalu, hal itu tidak berlaku bagi syuting sinetron strpping.
Hingga saat ini syuting sinetron masih terus berjalan dan sampai saat ini juga interaksi sosial diantara mereka terus berjalan setiap harinya. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika ada salahsatu diantara mereka membawa virus corona dan apa yang terjadi jika kemudian virus itu kemudian membuat para kru sinetron dan juga artis sakit akibat tidak peduli pada himbauan pemerintah.
Tuntutan ekonomi juga menjadi hal utama para pekerja sinetron terus bekerja karena baik artis ataupun kru banyak yang pekerja lepas dan tidak digaji bulanan jika tidak ada syuting maka penghasilannya juga tidak akan ada.
Kondisi darurat seperti saat ini memang sudah seharusnya difikirkan oleh Production House selaku pembuat sinetron agar bisa merumahkan artisnya dan juga kru sinetronnya namun mendapatkan penghasilan atau bayaran selama syuting sinetron tidak berjalan tentunya dengan hitungan yang bisa diterima oleh dua belah pihak.
Lalu pihak PH juga harus bisa meyakinkan pihak stasiun televisi agar syuting dihentikan sementara waktu sampai kondisi negara Indonesia normal dan COVID-19 bisa dikalahkan. Beberapa Production House yang masih menjalankan aktifitas syuting sinetronnya adalah Sinemart, MNC Group, Tobali Putra dan Mega Kreasi.
Sejauh ini PH dan Stasiun Televisi sudah banyak meraup untung dari adanya sinetron stripping dan saatnya pihak PH dan stasiun TV memikirkan tim yang ada dilapangan demi kemanusiaan dan juga menjalakan imstruksi presiden. Karena kalau syuting sinetron ini terus berjalan maka sama saja memainkan Russian Roulette yang pada akhirnya COVID-19 bisa mengenai siapa saja yang ada dalam lokasi dan beraktifitas selama syuting sinetron.
Dan ini semua pastinya pertaruhan nyawa dari pekerja seni dan kru sinetron. Apakah PH (Production House) atau TV (Stasiun Televisi) memikirkan hal buruk andai terjadi dilapangan ada kru atau pemain yg positif Corona ? dan kemudian menyebabkan kematian ...Waullahu’alam
Stay Safe at Home dan Bersatu melawan Virus Corona
Yudi Sinaga | Jakarta
COVID-19 dan Dilema Pekerja Seni dan Kru Sinetron Stripping
Selasa, 24 Maret 2020 - 18:16 WIB