ini merupakan praktikum harian muridnya. Produksinya hanya dua botol sehari.“Namun seiring merebaknya wabah virus corona dan terjadi kelangkaan
hand sanitizer di apotek dan toko, muncul ide dari muridnya untuk memproduksi dalam jumlah banyak dan dibagikan gratis,” katanya.Kusriawansyah mengakui, ada kendala yang dihadapi, yakni kebutuhan bahan baku dan botol kemasan yang kini sudah langka di pasaran. Mereka juga kekurangan dana untuk memproduksi dalam jumlah banyak.Belakangan, hasil kesepakatan antara para guru dan muridnya, produk yang semula dibagikan gratis, akan dijual kepada masyarakat seharga Rp10 ribu per botol ukuran 70 milimeter. Harga ini, setengah dari harga normal dengan kemasan yang sama. Irwansyah | Sumbawa, NTB
Baca Juga :