Fenomena penyebaran Covid 19 atau yang dikenal luas dengan wabah virus Corona menggegerkan belahan dunia dua bulan terakhir, termasuk di Indonesia.
Berbagai langkah dilakukan para pengambil kebijakan mulai dari mengurangi pertemuan sampai kebersihan diri dan lingkungan guna untuk mengantisipasi penyebaran meluasnya wabah tersebut.Pemerintah Indonesia juga melakukan langkah yang sama, termasuk himbauan mengkonsumsi makanan yang menunjang peningkatan daya tahan tubuh. Salah satunya mengkonsumsi ikan dengan protein tinggi.Terkait hal itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Komunitas Maritim Indonesia (Kommari) melakukan langsung sosialisasi pentingnya makan ikan untuk kesehatan dan kecerdasan, Senin (16/3/2020).Langkah tersebut dilakukan secara berkesinambungan mengingat Riset Kesehatan Dasar (2018), anak balita yang mengalami kekurangan gizi sebanyak 8%, kurus 10,2%, dan pertumbuhan stunting/kerdil 30,8 persen.Permasalahan gizi ini tentunya berpotensi menurunkan kualitas hidup dan produktivitas masyarakat. Ikan sebagai bahan pangan yang mengandung protein dan Omega-3 sangat relevan untuk mendukung program prioritas penanganan stunting khusunya berkaitan dengan kecerdasan.Ikan memiliki kandungan gizi yang lengkap, dan memiliki peran penting bagi ibu hamil, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), perkembangan otak anak-anak dibawah usia dua tahun (Baduta), usia remaja serta lanjut usia.Program gerakan makan ikan yang dilakukan KKP tentu menunjukkan grafik angka konsumsi ikan (AKI) nasional terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Angka konsumsi ikan nasional pada tahun 2018 sebesar 50,69 kg/kapita dan pada tahun 2019 ditargetkan meningkat menjadi 54,49 kg/kapita setara ikan utuh segar.Target pertumbuhan konsumsi ikan nasional pada 5 tahun kedepan (2020 – 2024) sebesar 2,43% per tahun dengan target konsumsi ikan pada tahun 2024 sebesar 62,05 kg/kapita setara ikan utuh segar.[caption id="attachment_293048" align="aligncenter" width="900"] Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Komunitas Maritim Indonesia (Kommari) melakukan langsung sosialisasi pentingnya makan ikan untuk kesehatan dan kecerdasan, Senin (16/3/2020) (Foto Istimewa)[/caption]Berdasarkan data Susenas (2018) AKI Provinsi Jawa Barat sebesar 29,64 kg/kapita (setara ikan utuh segar) sedangkan angka konsumsi ikan dalam rumah tangga Kabupaten Cirebon mencapai 14,99 kg/kapita dibawah AKI Provinsi (29,64 kg/kapita) dan Nasional (50,69 kg/kapita).Hal ini menjadi salah satu faktor tingginya prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat (31,1%) di atas prevalensi nasional 30,8%. Di Kabupaten Cirebon 9,01% atau sebanyak 15.000 lebih balita yang terkena stunting.Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kandungan gizi dan manfaat ikan, menumbuhkan kreativitas dalam mengolah ikan untuk keperluan konsumsi dan usaha kuliner sebagai sumber pendapatan keluarga."Lewat kegiatan yang baik ini saya berharap para pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat Kabupaten Cirebon dapat berperan aktif dalam mensukseskan Program Gemarikan, untuk memperbaiki gizi Dan memerankan angka stunting Dan memberikan pola asuh yang tepat" harap Direktur Pemasaran Direktorat Penguatan Daya Saing produk kelautan Perikanan KKP, Machmud.Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Kommari, Henry Sutioso mengatakan pihaknya mendukung program pemerintah. "Kami melakukan sinerji program dan kolabirasi gerakan makan ikan langsung ke masyarakat. Hari ini ada edukasi dan memberikan pandangan agar masyarakat paham betul bahwa protein ikan itu bagus," katanya.Dia mengatakan Indonesia kaya protein hewani lewat hasil laut yang harus dimanfaatkan untuk menyehatkan dan mencerdaskan. "Lewat kolaborasi KKP dan Kommari bisa mendorong gerakan makan ikan bisa terus meningkat. Kalau badan kita sehat maka penyakit gak akan mudah menerima," pungkasnya.
Baca Juga :