Mengenal sosok H. Achmad Bakrie dengan mengutip diri sendiri termasuk pekerjaan paling tidak mengenakkan, terutama bagi mereka yang sulit disebut angkuh. Orang bijaksana tahu betul itu. Namun ada saja situasi begitu rupa, hingga mengutip diri sendiri tidak punya makna lain kecuali kewajaran - untuk tidak menyebut kemestian. Maka, petikan wawancara panjang putra sulung H. Achmad Bakrie, Ir. H. Aburizal Bakrie yang biasa dipanggil Ical, ini tak lain dari bagian kewajaran dalam penulisan memoar ayahnya.
H. Achmad Bakrie - Hj. Roosniah Bakrie Bersama Anak-Anaknya Keutuhan informasinya lebih kami pentingkan hingga editing pun, cuma seperlunya seperti yang dikutip dari buku "Achmad Bakrie - Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan" yang disusun oleh Syafruddin Pohan, dkk. Bagian Pertama Tim Pewawancara (selanjutnya T): Apakah Achmad Bakrie yang mengatur misalnya Ical Presdir, Nirwan dan Indra Wakil Presdir? Ir. H. Aburizal Bakrie (selanjutnya J) :
Nggak! Ayah tidak pernah mengatur begitu. Tetapi karena pengalaman dan kesenangan masing-masing, plus pendidikan dan sistem nilai dalam keluarga. Karena itu unsur alamiah, budaya dan faktor-faktor kognitif berbaur di situ. Keluarga kami menganut faham bahwa menghormati yang lebih tua dan lebih pandai adalah mutlak. Jadi dalam keluarga Bakrie menghormati senior sudah terbentuk sejak kecil. Bukan saja dalam artian biologis, melainkan senior secara sosiologis." T.
Maksud Abang secara sosiologis? J. Dilihat dari perspektif Presdir, kan saya paling banyak pengalaman berorganisasi, pengalaman kepemimpinan. Mulai pendirian Masjid Salman ITB, Ketua Umum SM. Elektro dan kemudian Ketua III DM. ITB. Belum kepanitiaan. [caption id="attachment_292272" align="aligncenter" width="900"] "Teruskan perjuanganmu, Nak".
Mungkin Itulah Bisikan Sang Ayah pada Ir. H. Aburizal Bakrie (Ical), Bak Patah Tumbuh, Hilang Berganti. (Foto Dokumentasi Keluarga).[/caption] Jadi di antara bersaudara secara biologis saya tertua dan secara sosiologis dipersepsikan lebih berpengalaman mengatur orang dan organisasi. Sementara Nirwan dan Indra kerjanya bisnis, belajarnya pun bisnis. Mereka paling suka menggeluti soal-soal perdagangan. Jadi begitu, hingga saya memegang seluruh strategi pengembangan industri; Nirwan memegang strategi perdagangan; dan Indra melaksanakan perdagangan. T. Kalau begitu apakah misalnya Nirwan lebih jago dagang?
J. Ooh iya. terus terang saya kalah, tuh. Indra juga begitu. Bagaimana caranya menjual sesuatu di pasaran luar negeri, Indra itu orangnya. Kalau dia bilang nggak, ya saya dengar. Habis dia lebih paham dari saya. T. Itu yang praktis-praktis. Kalau aspek idealisme bisnis Bakrie & Brothers? J. Itu jelas. Ayah sangat memperhatikan hal itu.
la suka bicara tujuan, misalnya untuk apa kita berusaha lagi kalau sekedar mau hidup layak saja. Secara umum saya bisa rumuskan idealisme Bakrie dengan bertanya: bagaimana perusahaan ini berfungsi untuk membenahi masalah-masalah yang dihadapi bangsa dan negara. Pertama mengenai lapangan pekerjaan jutaan rakyat dengan laju pertumbuhan penduduk 1,8% pertahun. Kedua mengenai devisa negara.
Nah itu dijawab dengan peningkatan dan diversifikasi usaha. Misalnya untuk masalah kian membludaknya pencari kerja, Bakrie terjun ke perkebunan dan pertambangan. Di situ kan bisa nampung tenaga kerja lebih banyak.
Sebaliknya pada bidang industri dan informatika dengan sasaran pertumbuhan, yang akhirnya berdampak pada penghematan devisa negara. T. Kalau begitu idealisme erat berkaitan dengan strategi bisnis? J. Lho, kalau nggak ada strateginya Bakrie sendiri bisa berantakan. Jadi berdasar idealisme dan filosofi dasar itu tadi, saya menyusun strategi, termasuk strategi dalam menghadapi trend bisnis di masa mendatang.
Katakanlah a long range strategic planning, yang kemudian dijabarkan lewat tahap-tahap operasi dengan penerapan fungsi-fungsi manajemen profesional. Ini pun ada kaitannya dengan, katakanlah, keahlian adik-adik saya. Misalnya Nirwan memikirkan strategi penjualan barang ke Hongkong, Jepang, Rusia; terus Indra yang laksanakan dan memikirkan jual-belinya. T. Artinya penjabaran strategi secara fungsional.
Maka selain dalam kerangka mewujudkan idealisme tadi, Abang barangkali bisa ceritakan sedikit dampak kongkretnya terhadap Bakrie & Brothers? J. Ya antara lain orang bilang: kekuatan Bakrie & Brothers adalah penggabungan dan kecocokan ketiga sang anak. Jadi kami saling melengkapi, karena semua orang juga tidak sempurna. Saya punya kekurangan.
Tapi bukan kecocokan itu saja bikin kuat. Itu hanya satu aspek saja. Sumber kekuatannya juga terletak pada pembenahan organisasinya, ditambah dengan wanti-wanti ayah supaya jangan ribut atau cekcok karena uang. Secara pribadi, saya sendiri paling takut berkelahi karena duit dan makanan. Tapi nggak mungkin saya, Nirwan dan Indra mempunyai jumlah uang yang sama. Isi kantong mereka saya nggak tahu.