Bima Sakti Tanamkan Kedisiplinan di TC Timnas U16

Marcell Januar Putra di Pemusatan Latihan Tahap 3 Bekasi
Marcell Januar Putra di Pemusatan Latihan Tahap 3 Bekasi (Foto : )
Bima Sakti tanamkan kedisiplinan di TC Timnas U16. Dengan mengajarkan disiplin sejak usia dini, diharapkan karir pemain bisa terus meningkat di masa depan.
  Kedisiplinan merupakan salah satu kunci kesuksesan atlet sepak bola, hal itu yang harus sudah ditanamkan sejak usia muda. Tim nasional Indonesia U16 pun menerapkannya, terutama saat pemusatan latihan tahap 3 di Bekasi, Jawa Barat. 
Tim asuhan pelatih kepala Bima Sakti kini sedang melakukan pemusatan latihan ketiganya untuk tahun 2020, di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi dari tanggal 9 hingga 20 Maret 2020. Para pemain terus digemleng dengan latihan fisik dan teknik setiap pagi oleh Bima Sakti dan kawan kawan. Dalam pemusatan latihan tersebut, mereka harus disiplin menjalankan semua aturan yang sudah ditetapkan oleh jajaran pelatih Timnas U16.  “Untuk tim ini, saya terapkan hal tersebut. Mengingat ini adalah tim usia muda, dan memang harus sejak dini memperkenalkan kedisipilinan. Disiplin yang dimaksud adalah mengenai ibadah, waktu, makanan, pemakaian alat komunikasi, sosial media dan lain sebagainya,” buka Bima Sakti usai latihan, Rabu (11/3). [caption id="attachment_290964" align="alignnone" width="900"]Timnas U16 Pemusatan latihan Tahap 3 di Bekasi Pelatih Timnas U16 Bima Sakti dan jajarannya terus menggembleng para pemain Timnas U16 yang menjalani pemusatan latihan tahap 3 di Stadion Candrabhaga, Bekasi sejak 9 - 20 Maret 2020. Selain latihan fisik dan teknik, Bima Sakti juga menerapkan disiplin tinggi kepada seluruh pemain dan official. (Foto : PSSI)[/caption] Dalam menjalankannya, Bima dan ofisial tim sepakat untuk juga menjatuhkan sanksi dan penghargaan atas perbuatan yang dilakukan oleh semua pemainnya. Kedisiplinan ini tentu akan berimbas ke perilaku Marcell Januar Putra dan kawan kawan selama pemusatan latihan, dikehidupannya dan karirnya di masa depan kelak. Bima juga menerapkan semua aturan kedisiplinan kepada jajaran official Timnas U16 untuk memberi contoh kepada para pemain Timnas U16. “Bukan hanya pemain, ofisial yang melanggar juga akan mendapatkan ganjarannya, itu dilakukan untuk memberikan contoh kepada pemain, bahwa tak hanya mereka saja yang menerima sanksi tersebut. Misalnya, telat hadir saat latihan, makanan tidak habis dimakan, hingga tak menjalankan ibadah,” jelas Bima Sakti. Adapun sanksi yang diberikan bervariasi. “Yang paling sederhana adalah makanan yang tidak habis dimakan, itu maksudnya saya mengajarkan untuk mengambil makanan sesuai dengan porsinya, tidak berlebihan dan bertanggung jawab untuk menghabiskan makanannya. Saya juga mengaruskan mereka untuk makan makanan yang bergizi, ada larangan juga makan makanan yang saya sebut racun/sampah seperti gorengan dan kawan-kawannya,” tegas Bima. “Sanksinya yang paling rendah adalah puluhan ribu rupiah untuk makanan yang tidak dihabiskan, hingga jutaan rupiah, paling fatal adalah dikeluarkan dari tim apabila pemain atau ofisial yang melakukan tindakan mencemarkan nama baik tim serta federasi. Mereka juga tidak akan dipanggil kembali nantinya. Penghargaan tentu akan kami berikan ke pemain yang disiplin dan memiliki perilaku bagus,” lanjut Bima. Bima menuturkan, bahwa hal-hal tersebut juga telah disampaikan ke PSSI saat pertemuan kemarin dengan Ketua Umum Mochamad Iriawan, Wakil Ketua Umum Iwan Budianto, Sekretaris Jenderal Ratu Tisha Destria, dan Direktur Teknik Indra Sjafri. “Mengenai itu, sudah saya sampaikan ke PSSI saat kemarin pemaparan mengenai pemusatan latihan kami dari awal hingga hari ini. Ketum juga berpesan untuk terus menerapkan hal itu, sambil meminta kami untuk memberikan gambaran siapa atlet sepak bola yang tidak disiplin dan karirnya malah menurun akibat tidak disiplin,” kata Bima. Selain itu, Bima juga membatasi pemakain alat komunikasi, serta sosial media. “Ini juga penting, saya tidak ingin pemain fokusnya terpecah karena dua hal itu. Saya ingin pemain benar-benar fokus latihan dan pertandingan. Kami berikan waktu-waktu dimana mereka boleh menggunakan alat komunikasi dan interaksi dengan sosial media. Pemain ini masih muda, mental mereka harus diasah dan dibangun sejak dini, dan banyak yang masih harus dipelajari. Saya juga membatasi hubungan mereka dengan media, jadi saya mohon pengertiannya, mereka akan saya tunjuk satu persatu secara bergantian untuk wawancara dengan media, tentu lewat izin saya lebih dahulu,” ucap Bima. Efek penerapan ini, sangat terasa. “Perilaku mereka selama pemusatan latihan dan di luar juga mendapat penilaian, saat ini semua pemain saling menghormati sesama pemain dan sikap mereka santun. Ambil salah satu contoh, Alexandro Felix Kamuru, untuk anak seumuran dia, dirinya mempunyai sikap santun ke semua yang ada di tim ini. Saya juga pernah dalam suatu kesempatan berkunjung ke rumah salah satu pemain, dia menuliskan jadwal kegiatan hariannya di pintu kamar dan lemari bajunya tersusun rapih,” ungkap Bima. “Saya harapkan mereka bisa terus menerapkan kedisiplinan, bukan untuk saya, tapi untuk masa depan karir mereka kelak, kami yang pelatih hanya memberikan arahan dan contoh yang baik,” tutupnya.