HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie yang Miliki Sikap Membuka Diri

HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie yang Miliki Sikap Membuka Diri (Foto Kolase)
HUT Kelompok Usaha Bakrie ke-78, H. Achmad Bakrie yang Miliki Sikap Membuka Diri (Foto Kolase) (Foto : )
H. Achmad Bakrie, meski mapan di bidang perdagangan, kuat di industri baja dan tambang, dan semakin cemerlang di bidang perkebunan, namun tidak lantas membuatnya lengah memikirkan basis ke dalam, termasuk soal pengembangan wawasan
. Buktinya, H. Achmad Bakrie sendiri menghadiri seminar berkala untuk Senior Manager di Wisma Bakrie, yang sering dihadiri dan diisi oleh para pakar dan ahli seperti A.R. Soehoed, Dr. Anwar Nasution, Prof. DR Wagiono Ismangil dan sebagainya, saling bergantian diundang sebagai narasumber; Prijono sendiri ikut memoderatori medium olah wawasan tersebut. Seminar itu dapat disebut ide gabungan antara H. Achmad Bakrie dan Ir. H. Aburzal Bakrie dalam mengantisipasi kebutuhan closs circuit information dalam proses pertumbuhan dan modernisasi bisnis Bakrie & Brothers. Selain membasiskan manajemen profesional, seminar itu juga dirancang untuk menyamakan visi dan persepsi senior manajer dari divisi yang berbeda-beda atau antar profesional baru dan lama.
"Forum dan medium komunikasilah, sekaligus berdampak perluasan wawasan,” kata Doktor lulusan Hawai ini. "Jadi di situ saya lihat kelugasan dua generasi Bakrie,” papar Prijono yang akrab dipanggil Pri. Prijono memang cukup lama untuk terus mengembangkan budaya seminar di lingkungan Bakrie. Pri terpanggil tidak semata-mata karena telah mengantungi “SK” sebagai penasihat ekonomi Presiden Direktur Bakrie & Brothers, tapi karena ia lebih mau dilibatkan karena moral obligation pada H. Achmad Bakrie yang menurut pakar sosial ekonomi ini sebagai orang tua yang interessant. Seminar yang digelindingkan hampir setiap bulan itu menurut Pri lebih konkret hasilnya, ketika para Senior Manager sudah sering terlihat makan siang bersama, ngobrol dan karena itu “gap” orang lama dan orang baru semakin kecil. Hal yang tampak “mencolok” waktu itu adalah para manajer senior terkadang memandang Ir. H. Aburizal Bakrie bagaikan The King, dan karena itu he can do no wrong, "Dulu, Pak Ical itu dianggap nabi oleh mereka. Apa yang diungkapkannya selalu benar,” ujarnya tertawa. Karena kondisi persaingan di antara mereka “tidak sehat” dan ditambah lagi persepsi “kenabian” yang keliru itu, Pri melihat perlunya komunikasi dalam organisasi. [caption id="attachment_289656" align="aligncenter" width="900"]Teruskan perjuanganmu, nak. Mungkin itulah bisikan sang ayah pada Ical (Aburizal Bakrie). Patah tumbuh memang hilang berganti. (Foto Dokumentasi Keluarga) Teruskan perjuanganmu, nak. Mungkin itulah bisikan sang ayah pada Ical (Aburizal Bakrie). Patah tumbuh memang hilang berganti. (Foto Dokumentasi Keluarga)[/caption] "Anda memang terlalu cepat larinya, kok ya saya lihat yang belakang jauh tertinggal,” ucapnya pada Ir. H. Aburizal Bakrie suatu kali. Ayah dua anak yang beristrikan wanita Jepang ini mengaku pernah mengingatkan Ir. H. Aburizal Bakrie tentang kebanggaan orang bekerja di Bakrie & Brothers. Gaji yang sama bahkan lebih, bisa mereka dapatkan di tempat lain. Kesejahteraan yang lebih pun dapat diperoleh mereka dari perusahaan besar mana saja. Jadi yang membanggakan itu bukan materi. Pri yakin karena “Perusahaan ini membuktikan bahwa pribumi pun mampu berusaha secara profesional.” Lalu, Pri mengusulkan perlunya orang kedua yang dapat mengikuti alur irama kerja Ir. H.  Aburizal Bakrie. Lebih-lebih lagi setelah Ir. H. Aburizal Bakriel suatu kali berkata: "Saya banyak di luar, lalu mikirin ke dalam lagi, habis dong saya.” Karena itu di dalam harus ada yang mengelola. Ketika mendengar Tanri Abeng diajak Ir. H. Aburizal Bakrie bergabung dengan Bakrie & Brothers, dipandangnya sebagai suatu pengaturan strategi bisnis yang bagus. Staf ahli Menteri Perdagangan ini pun kini melihat kemajuan besar pada manajer-manajer Bakrie sekarang, "Penampilan bisnis mereka telah teruji. Hampir semuanya tenaga-tenaga yang profesional di bidangnya,” ucapnya lugas. Sikap membuka diri, berani menjemput bola pada generasi kedua Bakrie dipandang Pri sebagai suatu hal yang wajar. "Pribumi lain kan sudah makin banyak. Di antaranya kini menapak mulus jadi konglomerat, dan cara berpikir manusia semakin maju,” katanya. Apatah lagi di Bakrie, kalau begitu. Sumber: Buku "H. Achmad Bakrie - Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan" Syafruddin Pohan, dkk. Cetakan Kedua (e-book), 2011, PT Bakrie & Brothers Tbk, ISBN : 978-602-98628-0-5