Nari tiba-tiba hamil padahal tidak ada satu lelaki yang menyentuhnya. Ajaib? Dokter mengatakan, kehamilan Nari akibat air bathtub yang sering dipakai Ayah dan Ibunya. Namun Nari menolak aborsi. Nari mengurung diri dalam kamar yang tiada bisa ditembus dengan cara bagaimana pun. Bertahun-tahun hidup tanpa makan dan minum sampai anaknya lahir, bahkan berusia 20 tahun.
Ketika Sitti Hikmawatty, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melontarkan teori perempuan bisa hamil kalau berenang bareng pria di kolam renang, tahun 1988, 32 tahun silam, Danarto menulis tentang Nari. Gadis yang hamil diakibatkan oleh air di bathtub ayah dan ibunya.
Nari hamil tanpa seorang lelaki pun yang menyentuhnya. Kata Dokter Faisal, bathtub adalah satu-satunya talang yang menghantarkan sperma ke dalam rahim Nari.
[caption id="attachment_286752" align="alignnone" width="900"] Foto: Ardi | ANTV[/caption]
Seluruh anggota keluarganya syok. Namun Nari tidak menyesal. Bahkan ia menolak menggugurkan kandungannya. “ Tak mungkin aku jadi pembunuh,” katanya.
Nari kemudian mengurung diri dalam kamar. Mengucilkan diri. Kamar ini tiada bisa ditembus dengan cara apapun. Kiai Mustofa yang diminta datang hanya mengatakan, ”... pintu dan jendela itu memang sudah tidak mungkin dibuka lagi.” Kiai lalu menyerahkan semua beban ini dikembalikan saja kepada Tuhan.
Hampir setiap hari kamar Nari menjadi pusat tatapan mata keluarga itu. Hari lepas hari. Purnama silih berganti irisan. Nari bertahan tanpa makan dan minum. Hingga akhirnya suatu subuh di hari Jumat, tiba-tiba terdengar
cenger(!), tangis bayi dari dalam kamar Nari. Nari sudah babaran, sudah melahirkan!
[caption id="attachment_286751" align="alignnone" width="900"] Foto: Ardi | ANTV[/caption]
Nari bergeming. Bertahan dalam kamar. Bertahun-tahun. Bahkan sampai anaknya, Bim, namanya, telah dewasa. Bim telah berumur 20 tahun. Berkuliah di universitas kamar keabadianya. Fakultasnya Ilmu Sosial dan Politik. Bim sudah tingkat dua. Dosennya, ibundanya, Nari.
[caption id="attachment_286750" align="alignnone" width="900"] Cuplikan cerpen Bulan Sepotong Semangka karya Danarto. Tulisan ini terangkum dalam buku kumpulan cerpen berjudul Gergasi. Foto: Ardi | ANTV[/caption]
Kisah Nari dan Bim ini dituliskan Danarto dalam cerpen “Bulan Sepotong Semangka” di Jakarta, 29 Mei 1988.
[caption id="attachment_286749" align="alignnone" width="900"] Foto: Istimewa[/caption]
Danarto adalah cerpenis pembaru kreativitas. Danarto asyik masyuk dalam sudut pandang keroyokan: sufistik, fantastik, surealistik sekaligus absurdisme. Suatu gambaran kegelisahan jiwa manusia yang semakin hari kian tak menentu. Manusia yang hidup di dunia kekacau-balauan pikir.
Danarto, meninggal dunia, Selasa, (10/4/2018), sekitar pukul 20.59 WIB, di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. (*)
Baca Juga :