Foto: Dok. pribadi Pyo[/caption]Tengah malam sudah dilewati. Sampailah rombongan di Bunker Kaliadem. Saatnya membongkar logistik. Ransum konsumsi digelar. Peralatan masak mulai dipekerjakan. Di sebelah sini, air panas mengucur dalam gelas. Kopi diseduh. Di sebelah sana, mie instan lahap disantap. Kuahnya diseruput. Perut yang keroncongan setelah tubuh melonjak-lonjak di atas kursi mobil kini terisi. Siap menanti terbitnya mentari pagi.[caption id="attachment_278832" align="alignnone" width="900"]
Foto: Dok.pribadi Pyo[/caption]Offroaf di Malam Jumat Kliwon ini tentu menggugah kehidupan malam Merapi. Kalau dahulu hanya wisata kuliner dan tongkrongan. Kini kegiatannya menyusur lereng dan lembah ikon mistik Jogja dan Jawa Tengah ini.
Gunung ikon mistik ini berada di wilayah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten. Tingginya 2.968 meter. Aktifitas vulkaniknya. Pernah meletus pada 26 Oktober 2010. Menewaskan ribuan warga termasuk juru kunci gunung, Mbah Maridjan.
Pasca letusan itulah, kawasan Merapi berubah sepi. Beberapa kampung tidak berpenghuni. Awan panas merenggut nyawa penduduknya. Kini sepuluh tahun berlalu. Belantara Merapi kembali merimbun hijau. Jalur aliran lahar menciptakan wahana jelajah baru. Jalur aliran sungai-sungai baru makin banyak dan menantang untuk dilalui.
Adalah Pyo, Joko MKT dan Pak Antok. Mereka beride menghidupkan kembali kawasan Merapi. Menjadi tujuan wisata alam maupun kuliner dan tentunya memulihkan ekonomi masyarakat lereng Merapi. Uniknya dikemas dalam hobi ekstrem bersentuhan mistis!“Memaknai Jumat Kliwon bisa beragam. Namun nilai spiritual dan budaya tidak pupus musnah. Sekarang ini memasuki jaman modern. Kalau jaman dahulu orang tidak tidur, berjalan kaki malam menyusuri alam, kami juga melakukannya namun dengan cara modern, memakai mobil,” kata Pyo kepada ANTVKlik.[caption id="attachment_278883" align="alignnone" width="900"]