Bersama Warga, Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa Siap Atasi Bencana Banjir

Kapolsek
Kapolsek (Foto : )
Kepolisian Sektor (Polsek) Kawasan Sunda Kelapa Polres Pelabuhan Tanjung Priok sigap dan langsung berkoordinasi dengan Kecamatan Muara Angke mengatasi banjir dan memberikan bantuan pompa air kepada korban terdampak banjir di wilayah Muara Angke.
Seperti diketahui kawasan di Muara Angke jadi salah satu titik banjir seperti yang terjadi pada Sabtu (01/02/2020) sekira pukul 09.00 WIB, banjir selalu ada karena meluapnya waduk muara angke dan menggenangi rumah-rumah warga.Hal tersebut dijelaskan Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa Kompol Armayni, S.H.,M.H beserta jajaran yang selanjutnya menghubungi pihak Camat Penjaringan Bapak Despika dan kelurahan langsung meninjau lokasi terdampak banjir. Pada kesempatan tersebut, Camat mendengarkan keluhan warga muara angke yang menyampaikan terkait genangan air.Upaya normalisasi genangan air segera digesa guna mengurangi dampak banjir. Kapolsek Kawasan Sunda Kelapa Kompol Armayni, S.H.,M.H menyarankan untuk ditambahkan pompa guna menyedot air, dan disiapkan sebanyak 8 pompa namun 2 rusak sehingga yang aktif sebanyak 6 pompa dan selanjutnya warga memonitor mesin pompa yang bekerja untuk menyedot air. Tampak partisipasi masyarakat secara terorganisasi dan terkoordinasi terlaksana secara efektif untuk menyedot air di rumah warga korban terdampak banjir.Seperti yang kita lihat, ada beberapa faktor penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya yang tak lebih disebabkan oleh kegiatan manusia, antara lain, Pembangunan perumahan dan komersial di sekitar bantaran sungai menyebabkan aliran sungai dan kanal terhambat misalnya oleh bangunan-bangunan seperti jembatan atau pipa; Cara pengangkutan dan pengelolaan sampah yang kurang tepat, dan kebiasaan orang membuang sampah sembarangan menyebabkan penimbunan sampah di sungai-sungai; Tidak tertatanya saluran drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air hujan dan mengalirkannya keluar daerah hunian; Kurangnya lahan hijau untuk menyerap air hujan dan penebangan hutan di Bogor dan Puncak yang merusak daerah tangkapan hujan.Penanggulangan banjir tentu saja membutuhkan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat harus dilakukan secara terorganisasi dan terkoordinasi agar dapat terlaksana secara efektif untuk mengambil tindakan-tindakan awal dan mengatur peran serta masyarakat dalam penanggulangan banjir. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, dari pencegahan sebelum banjir, penanganan saat banjir dan pemulihan setelah banjir.Tahapan tersebut berada dalam suatu siklus kegiatan penanggulangan banjir yang berkesinambungan, kegiatan penanggulangan banjir mengikuti suatu siklus ( life cycle ), yang dimulai dari banjir, kemudian mengkajinya sebagai masukan untuk pencegahan sebelum bencana banjir terjadi kembali. Pencegahan dilakukan secara menyeluruh, berupa kegiatan fisik seperti pembangunan pengendali banjir di wilayah sungai sampai wilayah dataran banjir dan kegiatan non-fisik seperti pengelolaan tata guna lahan sampai sistem peringatan dini bencana banjir.Dalam menunjukkan partisipasi masyarakat, Polsek Kawasan Sunda Kelapa telah mendorong semangat kesetiakawanan dalam bermasyarakat, dan partisipasi masyarakat pada kelompok-kelompok kegiatan penanggulangan banjir.Kepada awak media, Kapolsek Kompol Armayni mengatakan bahwa musibah banjir yang lalu memberi pelajaran kepada kita bahwa koordinasi bukan sesuatu yang mudah. Koordinasi tidak dapat diciptakan secara tiba-tiba atau instan seperti kita membuat supermi. Koordinasi rupanya sangat dipengaruhi oleh kedekatan kita satu sama lain. Kedekatan itu tentu saja harus dibina dalam keseharian kita, pribadi yang akrab, yang tulus, yang tidak dicemari rasa curiga, akan membawa kita kepada kesatuan gerak langkah, pungkasnya.Ini memang sangat berkait dengan kesiapan kita. Karena kita tidak menginginkan akan adanya banjir, maka persiapan sumber daya kita harus sudah benar-benar siap. Perlu kerjasama antar instansi terkait dalam Siaga Bencana sungguh sangat membantu, kata Kapolsek.