Foto: @KFMXmGcnE6PaHv4/Twitter[/caption]Di Jepang, air banjirnya bening. Kalau di Indonesia, air banjirnya keruh dan banyak sampah![caption id="attachment_272525" align="alignnone" width="720"]
Foto: @KFMXmGcnE6PaHv4/Twitter[/caption]Sekira 3-4 hari sebelum Topan Hagibis tiba, pemerintah setempat telah memperingatkan warga. Meminta masyarakat mengangkut sampah termasuk pot tumbuhan di lantai agar jangan mengapung ke aliran sungai. Saluran air pun diimbau untuk dibersihkan, agar nantinya tidak ada halangan apabila banjir.Seorang warganet Jepang yang punya akun Twitter Mamy atau @KFMXmGcnE6PaHv4 memposting foto suasana banjir dari balkon rumahnya di Nishijima, Suruga-ku, Shizuoka.Mengapa tidak ada sampah berserakan?Ini adalah persoalan etos budaya. Persoalan adab. Persoalan kesadaran. Masyarakat Jepang sangat serius menjaga kebersihan lingkungan. Ini persoalah harga diri negeri.[caption id="attachment_272526" align="alignnone" width="1024"]
Revolusi Mental! Indonesia harus belajar dari Jepang.[/caption]Soal kebersihan, Jepang memang juaranya! Sejak dini, anak-anak negeri Jepang diajari mandiri. Diajari pentingnya kebersihan. Diajari peduli lingkungan.Pemerintah pun tidak cuma mengimbau omong kosong namun juga menyiapkan segala fasilitas penunjang kebersihan. Contohnya, tempat sampah di Jepang ada 5 jenis. Bahkan ada pula tempat khusus untuk sampah koran dan majalah. Keren![caption id="attachment_272533" align="alignnone" width="1254"] Tempat sampah di Jepang. Pilihan tanpa opsi antara disiplin, etos dan kesadaran.[/caption]Jadi, jangan heran kalau banjir melanda Jepang, tidak nongol sampah seperti di Indonesia. Indonesia butuh revolusi mental! Agar suatu saat nanti, banjir di Indonesia bisa sebersih di Jepang sana ... (*)
Baca Juga :