Ternyata surat Nina direspon Canberra. Lewat ABC, Kantor Perdana Menteri Australia telah mengetahui isi surat Nina dan menegaskan, secara berkala melarang ekspor plastik, kaca, dan kertas sejak Juli 2019."Seperti halnya Nina, pemerintah Australia merasa menangani sampah adalah prioritas, karena jadi masalah penting bagi lingkungan di Australia dan di kawasan (Asia)," dalam pernyataan yang dikirim.Canberra juga menegaskan akan bekerja dengan sejumlah industri untuk secara bertahap mengurangi kemasan plastik sekali pakai dan
microbeads yang membahayakan."Kita mendukung Indonesia untuk mengurangi partikel kotoran di laut hingga 20 persen dan sampah hingga 30 persen. Kita bermitra dengan Indonesia untuk berbagi pengetahuan dan apa yang telah dipelajari oleh dua negara," tulis Kantor PM Australia.Selain kepada PM Morrison, Nina juga sudah menulis surat serupa kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Kanselir Jerman, Angela Markel.Di Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, Nina diterima langsung oleh Dubes Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof. ABC Indonesia
Baca Juga :