Demi Tuan Rumah Olimpiade 2032, Indonesia Akan Bangun Fasilitas Kelas Dunia

Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesiai, Raja Sapta Oktohari (dua dari kanan) dalam suatu kegiatan
Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesiai, Raja Sapta Oktohari (dua dari kanan) dalam suatu kegiatan (Foto : )
Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesiai, Raja Sapta Oktohari menyebut bakal membangun fasilitas latihan kelas dunia sebagai persiapan prestasi atlet saat menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
Oktohari mengatakan saat ini NOC sudah mengincar beberapa lokasi yang bakal dibangun fasilitas latihan tersebut. Lokasinya disebut Oktohari tidak jauh dari Ibu Kota, Jakarta. “Kami akan koordinasi dengan pemerintah untuk pembangunan fasilitas latihan kelas dunia ini,” kata Oktohari, Jumat (10/1/2019). Keinginan membangun fasilitas latihan kelas dunia berdasarkan survey yang telah dilakukannya ke beberapa negara yang sering meraih prestasi gemilang di ajang Olimpiade sebelumnya. Sebut saja, China, Jepang, Korea Selatan Paris, Prancis, Belanda, serta Australia. “Hasil dari adanya fasilitas latihan itu cukup signifikan buat prestasi atlet. Sebab itu kita juga harus punya dan kami akan wujudkan itu,” terangnya. Soal dana, Oktohari menyebut pembangunan nanti bisa dilakukan dengan beberapa skema, baik oleh swasta, pemerintah atau PPP (private public partnership). “Dalam waktu dekat proses untuk fasilitas latihan ini akan segera dimulai. Kita harus bergerak mulai dari sekarang. Dan saya harus memastikan fasilitas latihan kelas dunia ini nantinya harus bebas dari banjir karena program latihan atlet tidak boleh terganggu masalah banjir,” tegas Oktohari. Sementara itu, NOC juga bakal meningkatkan intensitas komunikasi dengan International Olympic Committee (IOC) untuk memuluskan proses bidding tuan rumah Olimpiade 2032. Oktohari juga bakal berkomunikasi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) dan Presiden Joko Widodo terkait pembentukan komite khusus persiapan
bidding Olimpaide 2032. Koordinasi dengan pemerintah ini juga terkait pembuatan visibility study yang menjadi persyaratan bidding. Dalam penyusunan visibility study itu dibutuhkan guidance dari pemerintah. Sebab diperlukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga. “Visibility study ini untuk menunjukkan keseriusan kita menjadi tuan rumah Olimpaide 2032. Kita akan expose fasilitas-fasiitas yang saat ini sudah dimiliki Indonesia dan yang akan kita buat, termasuk fasilitasn latihan tadi,” ujar Oktohari. Salah satu klausul penting dalam proses bidding Olimpiade yang ditekankan IOC adalah sustainability. Sehingga Indonesia harus bisa memastikan setiap fasilitas yang akan dibangun bukan hanya untuk Olimpiade 2032 semata, tetapi juga untuk seterusnya. “Sebab keputusan tuan rumah Olimpiade 2032 akan dibuat IOC kapan pun, tidak perlu menunggu sampai 2024. Karena dalam bidding tuan rumah Olimpaide kali ini tidak lagi menggunakan beauty contest seperti sebelumnnya yang dianggap terlalu banyak mengelularkan dana,” tutupnya.