Ngeri... Selama Sepekan Bumi dilewati 14 Asteroid.

Ngeri... Selama Sepekan Bumi dilewati 14 Asteroid (Foto Ilustrasi by Shutterstock)
Ngeri... Selama Sepekan Bumi dilewati 14 Asteroid (Foto Ilustrasi by Shutterstock) (Foto : )
Selama sepekan ini, Bumi dilewati 14 Asteroid dan salah satu yang terbesar yaitu Asteroid berkode 2019 UO.
Seperti dikutip dari Newsweek, asteroid itu punya lebar 540 meter, lebih tinggi ketimbang Empire State Building dan menurut data CNEOS, objek (2019 UO) diproyeksikan terbang mendekati Bumi dengan kecepatan 9,4 kilometer per detik pada hari ini Jumat (10/1/2020). Objek itu diduga berada pada jarak minimum yang mungkin dicapai yaitu 0,03376 unit astronomi (au) atau 13,07 jarak bulan (LD), itu berarti Asteroid tersebut sedikit lebih jauh dari 13 kali jarak Bumi dan Bulan atau 5.050.000 kilometer. Selain 2019 UO, satu Asteroid yang hampir luput dari pengamatan, yaitu 2020 AT1. Asteroid tersebut mendekati Bumi pada Kamis (9/1/2020). Asteroid ini masih berjarak 23 kali lebih panjang dari keliling Bumi. Diperkirakan lebarnya antara 8,3 x 19 meter. 2020 AT1 mengelilingi angkasa dengan kecepatan sekitar 22.530 kilometer per jam. 2020 AT1 merupakan asteroid dalam famili Apollos. 2020 AT1 mengikuti orbit konsentris di sekitar berbagai planet di Tata Surya seperti Mars, Venus dan Merkurius. Dari waktu ke waktu, orbit asteroid berpotongan dengan Bumi.
Apa itu Asteroid? Dikutip dari Wikipedia, Asteroid, disebut juga planet minor atau planetoid, adalah benda berukuran lebih kecil daripada planet, tetapi lebih besar daripada meteoroid, umumnya terdapat di bagian dalam Tata Surya (lebih dalam dari orbit planet Neptunus). Asteroid berbeda dengan komet dari penampakan visualnya. Komet menampakkan koma ("ekor") sementara asteroid tidak. Istilah ini secara historis ditujukan untuk semua objek astronomis yang mengelilingi matahari dan setelah diobservasi tidak memiliki karakteristik komet aktif. Ada jutaan asteroid, yang menurut pemikiran banyak orang adalah sisa-sisa kehancuran planetisimal, material di dalam solar nebula matahari muda yang tidak pernah tumbuh besar untuk menjadi planet. Mayoritas asteroid yang telah diketahui mengorbit pada sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter atau berbagi orbit dengan Jupiter (Asteroid Troya Jupiter). Tetapi, terdapat keluarga orbit lainnya dengan populasi signifikan, termasuk asteroid dekat-Bumi. Asteroid individual diklasifikasikan berdasarkan karakteristik spektrum emisi mereka, dengan mayoritas terbagi menjadi tiga kelompok utama: tipe-C, tipe-M, dan tipe-S. Kelompok ini diberi nama dan umumnya diidentifikasi dari komposisi karbon, logam, dan silikat. Hanya satu asteroid, 4 Vesta, yang memiliki permukaan relatif reflektif, secara normal dapat dilihat dengan mata telanjang dan ini hanya pada langit yang sangat gelap dan posisinya memungkinkan. Asteroid-asteroid kecil yang melintas dekat dengan bumi jarang dapat dilihat dengan mata telanjang dalam waktu yang singkat. Hingga April 2016, Pusat Planet Minor memiliki data lebih dari 1,3 juta objek di dalam dan luar Tata Surya, 750.000 di antaranya telah memiliki informasi yang cukup untuk penamaan bernomor. Lantas, Kapan Asteroid Ditemukan? Asteroid yang pertama kali ditemukan adalah Ceres pada tahun 1801 oleh Giuseppe Piazzi dan pada awalnya dipertimbangkan sebagai planet baru dan penemuan ini diikuti dengan penemuan benda-benda lainnya yang serupa, yang dengan peralatan saat itu, terlihat sebagai titik-titik cahaya, seperti bintang, menunjukkan cakram planet dalam bentuk kecil atau tidak ada sama sekali, meskipun secara mudah dapat dibedakan dari bintang karena gerakan mereka yang terlihat. Hal ini mendorong astronom Sir William Herschel untuk mengusulkan istilah "asteroid", yang berasal dari bahasa Yunani, ἀστεροειδής asteroeidēs berarti 'seperti bintang, berbentuk bintang', dari bahasa Yunani Kuno, ἀστήρ astēr yang artinya 'bintang, planet'.