Gerhana matahari sering dikaitkan dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.
Hari ini Kamis 26 Desember 2019, fenomena gerhana matahari cincin menyapa sebagian wilayah di Indonesia dan beberapa negara lainnya. Banyak pihak yang menunggu-nunggu, karena ingin menyaksikan fenomena langka ini secara langsung. Secara ilmiah disebutkan bahwa gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari, sehingga terlihat menutupi sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi.Penjelasan tentang gerhana matahari secara ilmiah memang sudah tersebar di masyarakat luas. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa berbagai mitos seputar gerhana matahari juga beredar di masyarakat, dan banyak yang mempercayainya. Mitos soal fenomena langka ini tidak hanya ada di Indonesia saja, namun juga berkembang di seluruh dunia. Berikut mitos-mitos tentang gerhana matahari dari berbagai kebudayaan di dunia Indonesia Ada kepercayaan bagi sebagian masyarakat Indonesia khususnya suku Jawa, bahwa gerhana matahari terjadi karena Batara (raksasa) tengah memakan matahari. Maka bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya, saat fenomena itu terjadi mereka akan memukul lesung untuk menakut-nakuti raksasa tersebut. Ada juga mitos lain yang menyebutkan bahwa gerhana matahari terjadi karena matahari dimakan Buto Ijo. Selain itu ada juga mitos yang berkembang bahwa gerhana adalah sebuah pertanda akan datangnya bencana atau kesialan.
China Menurut masyarakat China atau Tiongkok, fenomena gerhana matahari terjadi karena adanya naga langit yang membanjiri langit dengan darah. Saat kejadian gerhana, sang naga membanjiri langit dengan darah karena menelan matahari. Masyarakat China yang mempercayai mitos ini biasanya akan membunyikan petasan saat gerhana tiba, untuk menakut-nakuti naga langit itu. Jepang
Baca Juga :