Rusuh Hong Kong: Banyak Mahasiswa Indonesia Pulang, TKI Bertahan

politeknik hong kong
politeknik hong kong (Foto : )
Dampak demonstrasi berujung rusuh di Hong Kong telah membuat situasi jadi tak menentu. Banyak mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air. Sedangkan para TKI memilih bertahan.
Hong Kong Polytechnic University (PolyU) adalah kampus yang jadi salah satu tempat perlawanan massa demonstran anti pemerintah. Seorang mahasiswa Indonesia bernama William Huang yang menimba ilmu di kampus itu menceritakan kondisi tempat belajarnya saat akan diserbu polisi. "Hari Senin (11/11/2019) itu, tiba-tiba pagi-pagi banyak polisi di kampus. Gas air mata ditembak di dalam wilayah kampus," kata William. Menurut William, sejak saat itu kampusnya diliburkan hingga sekarang. Mahasiswa semester 3 jurusan Product Engineeering ini mengaku telah kembali ke Indonesia sejak pekan lalu, setelah menerima email dari pihak kampus.
William belum tahu sampai kapan kampusnya ditutup, tapi ia sangat berharap bisa kembali ke Hong Kong dan melanjutkan studinya. "Sepengetahuan saya tidak ada yang lanjut kelas seperti biasa, antara berhenti sama sekali atau ada kelas online," katanya.

Takut Bertemu Polisi

Seorang mahasiswa asal Indonesia lainnya bernama Maximillian Adiguna kuliah di Hong Kong University of Science and Technology (HKUST). Menurutnya, setelah sempat terhenti selama dua pekan, kini perkuliahan sudah kembali  aktif. Sementara situasi di kampusnya relatif lebih tenang dibanding kampus lain di Hong Kong. Meski demikian, Maximillian takut bila bertemu polisi. "Saya takut kalau malam ketemu polisi, jujur saja. Selama ini separah-parahnya demonstran, saya kan masih mahasiswa internasional. Mereka enggak terlalu feel offended (merasa diserang)," kata William. Dikatakan, sudah banyak mahasiswa Indonesia di HKUST yang pulang ke tanah air sejak kuliah diliburkan. "Untuk HKUST sendiri mahasiswa Indonesia ada sekitar 180 orang, belum termasuk mahasiswa pasca sarjana. Tapi sudah pulang semua rata-rata sejak kuliah diliburkan," ungkap William kepada Nurina Savitri dari ABC Indonesia.

TKI Bertahan

Jika banyak mahasiswa Indonesia di Hong Kong memilih pulang ke tanah air, para buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia) memilih bertahan tinggal. Sebagian besar TKI bekerja di rumah-rumah tangga keluarga Hong Kong. Dari postingan Facebook milik akun Yuni Sze, warga Indonesia di Hong Kong, puluhan buruh migran mengungkapkan tanggapan mereka mengenai situasi di Hong Kong dan harapan mereka. Umumnya para TKI masih tetap bertahan tinggal dan berharap situasi di Hong Kong kembali kondusif. Sementara, warga Indonesia di Hong Kong lainnya, Hanna Yohana, mengatakan demo berbulan-bulan telah memengaruhi aktivitas buruh migran meski sebagian besar dari mereka bekerja di dalam rumah. Hanna menyebut aktivitas mingguan para buruh migran di kawasan Victoria Park juga terdampak. Di taman itu, para buruh migran dari Indonesia biasanya berkumpul tiap akhir pekan. Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia (Kemenaker) menilai, sejauh ini, situasi di Hong Kong masih kondusif untuk para buruh migran. "Tidak ada penutupan job order (pesanan kerja) dari pengguna jasa TKI di HK (Hong Kong). Penempatan TKI yang new comer (baru datang) di HK juga masih berlanjut," jelas Kepala Biro Humas Kemenaker, Soes Hindharno. Ia lalu menganalogikan unjuk rasa di Hong Kong dengan kondisi serupa di Ibu Kota Jakarta. "Karena situasinya sama saja dengan misal di Jakarta ada demo, tapi kan cuma di Jakarta, di kota lain tidak. "Demikian juga di Hong Kong. Di Hong Kong ada demo, tapi di daerah lain tidak, katanya" Soes mengatakan lembaganya menghimbau para buruh migran untuk mematuhi aturan dari otoritas setempat, baik KJRI maupun pemerintah atau Kepolisian Hong Kong. Sumber: ABC Indonesia