Makanan Cukup Di Bayar Dengan Sampah. Kok Mau?

IMG_10Nov2019080252
IMG_10Nov2019080252 (Foto : )
Warung Mbak Min menerima pembakaran makanan dengan sampah plastik. Pemulung Jati Barang  merasa terbantu dengan warung yang terletak di T-P-A Jati Barang ini.
Tempat pembuangan akhir, T-P-A Jatibarang, Semarang merupakan lokasi pembuangan sampah terbesar di Jawa Tengah. Dengan luas sampai 43 hektar. Terletak di area pinggiran Kota Semarang, T-P-A ini menjadi lahan pekerjaan bagi pemulung. Sedikitnya ada 300 pemulung, yang setiap hari mengais rejeki dari tumpukan sampah di T-P-A ini.Dari 800 ton sampah setiap harinya, yang dibuang di T-P-A ini, sebagian besar merupakan sampah plastik.Untuk mengurangi sampah plastik yang ada, pasangan suami isteri yang juga pemulung, membuka sebuah warung makan, yang pembayarannya dengan menggunakan sampah plastik.Adalah warung Mbah Min. Berlokasi di area T-P-A Jatibarang. Warung ini buka setiap hari dari jam 5 pagi hingga jam 10 malam ini. Selalu ramai pada jam makan tiba.Sekilas warung ini memang biasa saja, namun transaksi jual beli di warung ini, istimewa. Karena untuk membeli makanan atau minuman disini, pembeli tak harus mengeluarkan uang, tapi cukup menukarnya dengan sampah plastik. para pelanggan yang sebagian besar pemulung ini, bisa menyantap makanan dan minuman, seharga dengan berat sampah plastik.Satu kilo sampah plastik dihargai 1000 rupiah. Masing-masing pemulung biasanya bisa mendapatkan hingga 100 kilo sampah plastik perhari. Jadi sangat cukup untuk makan sehari. Tentunya kehadiran warung yang membayar dengan sampah ini, sangat menguntungkan dan membantu para pemulung di T-P-A ini.“Dengan adanya warung yang bisa terima sampah plastik ini kami sangat diuntungkan. Ga perlu nukar sampah plastik dengan uang dulu ke yang nadah. Masih dalam bentuk sampah sudah bisa diterima,” kata Dwi Prasetyo seorang pemulung.Apalagi makanan di kantin ini, termasuk nikmat rasanya dan sangat murah harganya. Untuk sekali makan, hanya membutuhkan minimal sampah plastik seberat 10 kilo. Atau makanan seharga 10000 rupiah.“Dengan Rp 10 ribu sudah bisa makan enak. Nasi magut sama minuman segar.”Bila sampah yang disetor melebihi harga makanan, para pemulung bisa deposit atau menabung dulu, untuk dipergunakan lain hari.“Kadang sampah yang dibawa melebihi harga makanan. Ya kita ga akan rugi juga. Karena akan dicatat sama yang punya warung. Kalau makan lagi dikurangi dengan kelebihan yang ada,” lanjutnya. Anda penasaran dengan pemilik kantin ini? Mereka adalah pasangan suami istri, Sarimin dan Suyatmi. Sarimin dan Suyatmi dulunya juga pemulung. Hingga mereka dapat merasakan perihnya duka seorang pemulung.“Saya dulu pemulung jadi taulah gimana para pemulung. Sampai beli makan harus hutang. Makanya saya mempermudah para pemulung untuk beli makan.” Ujar Suyatmi.Tak terasa warung Mbak Min sudah jalan empat tahu. Bukan hanya pemulung yang merasakan keuntungannya, tapi juga Suyatmi dan suami. Selain dapat untung dari menjual makanan, Suyatmi juga mendapat lebihan dari pejualan sampah plastik yang ia dapat dari pemulung.“ Alhamdulillah ga hanya pemulung yang kebantu. Kita pun dapat keuntungan dobel. Untung dari warung dan untung dari jual sampah plastik,” kata Suyami.Suyatmi berharap ide membuat warung berbayar sampah plastik ini bisa menginspirasi warung lainnya. Selain untuk mengurangi dampak sampah plastik juga bisa membantu ekonomi rakyat.“Siapa tahu dari ide sederhana ini bisa menjadi inspirasi warung lain. Sekalian juga kecil-kecilan bantu pemerintah. Untuk memanfaatkan sampah plastik.”
Didit Cordiaz/ Semarang, Jawa Tengah