Diterjang banjir, jembatan yang menghubungkan 27 desa dengan Kota Meulaboh, Aceh Barat, ambruk. Akses transportasi terputus dan berdampak pada perekonomian warga setempat.
Banjir yang menerjang Aceh Barat, dalam dua hari terakhir telah merobohkan sebuah jembatan dengan panjang 120 meter di Desa Sawang Tebei, Kaway 16 ambruk, Jumat pagi (1/11/2019). Akibatnya akses transportasi antara kecamatan Kaway 16 dan Pante Cermin putus total.[caption id="attachment_244483" align="alignnone" width="900"] ![jembatan ambrukdihantam banjir 2]()
Warga dan petugas mendatangi lokasi jembatan ambruk (Foto: ANTV/ Chaidir Azhar)[/caption]Selain akses transportasi, warga 27 desa di Kecamatan Pante Cermi, Aceh Barat, terancam terisolir, sebab selain tak bisa menyeberang, hasil panen warga juga terancam tak bisa dijual. Jembatan ini adalah satu-satunya jalur yang bisa dilalui kendaraan roda empat. Menurut warga, ada jalur lain yakni melalui jembatan gantung, namun tak bisa dilalui kendaraan roda empat, selain itu warga juga harus memutar sejauh 25 kilo meter. Padahal dengan jembatan ini warga cuma butuh waktu 10 menit untuk ke Ibu Kota Meulaboh.[caption id="attachment_244488" align="alignnone" width="900"]
![jembatan ambrukdihantam banjir 3]()
Jembatan ini merupakan satu-satunya yang bisa dilalui kendaraan roda empat (Foto: ANTV/ Chaidir Azhar)[/caption]Sementara itu, Kepala Desa Sawang Tebei, Zulbaili mengatakan, dengan ambruknya jembatan ini, maka telah memutuskan akses transportasi warga serta perekonomian warga, karena akses ini adalah nadi kehidupan warga di 27 desa di Kecamatan Pante Cermin. Warga berharap pemerintah segera mencarikan solusinya. Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun robohnya jembatan ini sempat membuat warga di sekitar jembatan panik karena suara ambruk nya jembatan sangat keras.Chaidir Azhar | Kabupaten Aceh Barat
Warga dan petugas mendatangi lokasi jembatan ambruk (Foto: ANTV/ Chaidir Azhar)[/caption]Selain akses transportasi, warga 27 desa di Kecamatan Pante Cermi, Aceh Barat, terancam terisolir, sebab selain tak bisa menyeberang, hasil panen warga juga terancam tak bisa dijual. Jembatan ini adalah satu-satunya jalur yang bisa dilalui kendaraan roda empat. Menurut warga, ada jalur lain yakni melalui jembatan gantung, namun tak bisa dilalui kendaraan roda empat, selain itu warga juga harus memutar sejauh 25 kilo meter. Padahal dengan jembatan ini warga cuma butuh waktu 10 menit untuk ke Ibu Kota Meulaboh.[caption id="attachment_244488" align="alignnone" width="900"] 
Jembatan ini merupakan satu-satunya yang bisa dilalui kendaraan roda empat (Foto: ANTV/ Chaidir Azhar)[/caption]Sementara itu, Kepala Desa Sawang Tebei, Zulbaili mengatakan, dengan ambruknya jembatan ini, maka telah memutuskan akses transportasi warga serta perekonomian warga, karena akses ini adalah nadi kehidupan warga di 27 desa di Kecamatan Pante Cermin. Warga berharap pemerintah segera mencarikan solusinya. Meski tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun robohnya jembatan ini sempat membuat warga di sekitar jembatan panik karena suara ambruk nya jembatan sangat keras.Chaidir Azhar | Kabupaten Aceh Barat
Baca Juga :
