Sumur Purbakala Dekat Tambak. Benarkah Lebih Tua dari Kerajaan Majapahit?

PENEMUAN BENDA PURBA.4
PENEMUAN BENDA PURBA.4 (Foto : )
Penggiat sejarah Agung Handoko menemukan situs sumur  purbakala. Konon umurnya lebih tua dari Kerajaan Majapahit.
Berdasarkan desas- desus warga sekitar area tambak Gadung, Desa Pepe, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Jawa Timur, pemerhati sejarah Agung Handoko mencari keberadaan sumur tua yang telah lama hilang. Konon Menurut warga, dulu ada sumur tua yang memiliki air yang sangat jernih. Dan air sumur tersebut dipakai warga untuk mandi, minum dan masak. [caption id="attachment_244175" align="alignnone" width="900"] Situs sumur tua, peninggalan benda purbakala. (Foto: ANTV/ Khumaidi)[/caption] Namun lambat laun sumur itu keberadaan sumur itu dilupakan warga. Mungkin karena tempatnya yang juga jauh dari pemukiman. Sejak tidak terpakai lagi, lambat laun keberadaan sumur itu pun samar. Keberadaannya pun tak jelas di mana. “Awalnya ngobrol-ngobrol ma warga. Ada yang cerita tentang sumur tua yang airnya jernih. Makanya saya tertarik untuk mencari lagi,” jelas Agung Handoko. Berdasarkan cerita warga tersebutlah, Agung Handoko mencari keberadaan sumur tua. Setelah sekian lama berburu akhirnya, Ia tiba di sebuah tempat.  Agung melihat ada sebatang pohon yang roboh. Sepertinya akarnya tak mampu menopang berat pohon. Anehnya akar pohon yang ia lihat tidak mengarah ke bawah tanah. Melainkan naik ke atas. Seperti ada benda kuat yang menghalangi akar pohon untuk menghujam ke dalam tanah. [caption id="attachment_244176" align="alignnone" width="900"]
Foto keberadaan sumur tua (Foto: ANTV/Khumaidi)[/caption] Agung mencari tau tentang keganjilan pohon tersebut. Ternyata benar akar pohon itu terbentur batu bata yang sudah mengeras, seperti fosil. Setelah dilihat secara seksama ternyata batu bata tersebut adalah pondasi sumur yang di cari. “Kita lihat ada pohon roboh. Cuma akarnya ga kebawah. Kaya ada yang menghalangi. Ternyata benar, kehalang sama batu bata yang mengeras. Batanya saja tebalnya sampai 10 sentimeter,” katanya. [caption id="attachment_244177" align="alignnone" width="945"] Foto Situs sumur kuno itu memiliki diameter diameter 50 sentimeter dan kedalaman 2,5 meter (Foto: ANTV/Khumaidi)[/caption] Situs sumur kuno itu memiliki diameter diameter 50 sentimeter dan kedalaman 2,5 meter. Sumur juga berfungsi masih baik, masih terlihat air di dalamnya. Disekitar area sumur banyak ditemukan pecahan tembikar. Yang menandakan dahulu tempat ini adalah sebuah perkampungan, tempat tinggal warga kerajaan. "Kita juga ketemu keramik dan pecahan tembikar. kita  akan cari lagi di areal ini peninggalan jaman dulu yang masih ada." [caption id="attachment_244179" align="alignnone" width="937"] Foto penemuan keramik dan pecahan tembikar (Foto: ANTV/Khumaidi)[/caption] Hingga sekarang belum ada keterangan resmi tentang waktu pembuatan situs sumur purbakala ini. Banyak warga yang mereka-reka tentang sumur tua ini. Ada yang berpendapat dibangun saat Zaman Majapahit. Ada juga yang berkesimpulan sudah ada saat kerajaan Jenggala. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, situs sumur tua ini dibangun Zaman kerajaan Medang, yaitu kerajaan yang sudah ada sebelum Kerajaan Jenggala dan Majapahit ada. Kerajaan Medang atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada pada abad ke-8. Kemudian berpindah ke Jawa Timur pada abad ke-10. Para raja kerajaan ini banyak meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di  Jawa Tengah  dan Jawa Timur, serta membangun banyak candi baik yang bercorak Hindu  maupun Budha. Kerajaan Medang akhirnya runtuh pada awal abad ke-11. Khumaidi | Sidoarjo, Jawa Timur