Publik kini menyoroti pengajuan anggaran APBD DKI Jakarta yang fantastis. Salah satunya anggaran lem Aibon untuk siswa SD senilai Rp 82 miliar. Seperti apa kronologinya?
Anggaran APBD Jakarta yang fantastis jadi viral di dunia maya setelah Anggota DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana membagikannya di media sosial pribadinya baru-baru ini.William juga menyertakan tangkapan layar butir-butir anggaran yang sempat terpublikasi di situs apbd.jakarta.go.idBerbagai alokasi anggaran yang fantastis disoroti politisi yang berusia 23 tahun ini, mulai dari pengadaan 7.313 komputer senilai Rp12 miliar, server dan storage senilai Rp66 miliar hingga ballpoint sebesar Rp123.8 miliar.Bahkan yang tambah bikin heboh lagi, ada satu pos anggaran pengadaan lem Aibon untuk 37.500 siswa SD selama 12 bulan senilai Rp82,8 miliar.Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya. Buat apa?" tanya William.[embed]https://twitter.com/willsarana/status/1189436300882898946[/embed]
Jadi yang (ajuan) Rp82 miliar Aibon itu sementara. Jadi itu adalah pagu yang kami cantumkan dulu karena sekolah belum menginput apa kebutuhan-kebutuhan sekolah," ujar Sudarman.
Input Data Asal
Belakangan terungkap siapa yang menginput data anggaran lem Aibon. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat Wilayah 1 Sudarman mengaku, input anggaran lem Abon dilakukan oleh dirinya.Menurutnya, pemilihan item lem Aibon dilakukan asal karena sesuai deskripsi pagu anggaran nantinya akan disesuaikan lagi sesuai kebutuhan riil."Salah pilih. Jadi karena ada pilihan lain. Ada banyak pilihan lain juga. Artinya, saya tidak berpikir sampai sejauh ini, kebutuhan Aibon (yang diinput) itu menjadi viral sampai begini," ujar Sudarman, Rabu (30/10/2019) seperti dilansir Vivanews.Menurutnya, input anggaran termasuk rencana pemberian bantuan operasional pendidikan (BOP) untuk sekolah-sekolah di Jakarta Barat."Anies: What Going On?
Sementara di akun Youtube Pemprov DKI Jakarta yang diunggah pada 29 Oktober 2019, terungkap, Gubernur Anies Baswedan sudah menegur jajarannya terkait belanja alat tulis kantor yang fantastis.Anggaran yang disoroti Anies tercantum dalam dalam rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020. Anies menegaskan, semua anggaran harus mencerminkan keadilan sosial bagi masyarakat."Ballpoint Rp 635 miliar, Bapak dan Ibu sekalian. Mau contoh, di ruangan ini saya punya tiga laser pointer, masih mau belanja lagi?," tanya Anies."Saya tanya, yang bikin ini siapa? Bapak dan Ibu kirimkan uang itu ke mana. Kirimkan saja uang itu ke pabrik-pabrik itu. Lalu kita bilang, 'iya kami menghadirkan keadilan sosial'. Ini baru di ruangan ini nih, belum nanti di kantong-kantong kita semua. Stop doing this," tegas Anies."Beli kertas Rp213 miliar, tinta printer Rp400 miliar. What's Going On Bapak Ibu. Stabillo Rp3 miliar Bapak Ibu. Saya pernah bekerja berbagai tempat, di luar negeri, itu yang namanya alat tulis, bring yourself. Tidak ada namanya alat tulis itu disiapkan kantor. Enggak ada," kata Anies.Ditambahkannya, ini karena mata anggarannya kecil dan tersembunyi dapat lolos dan disetujui. Tentu saja publik menganggap Gubernur DKI Jakarta yang meloloskannya."Ini karena kecil-kecil, sembunyi-sembunyi, Lolos. Yang meloloskan siapa? Gubernur DKI Jakarta. Ya kita-kita semua meloloskan. Karena itu ketika petani (petakan) satu-satu," tambahnya lagi.Karena itu Anies kemarin menegaskan, sebelum anggota DPRD mengangkat masalah ini, Ia sudah menegur terlebih dahulu jajarannya terkait anggaran janggal 2020."Sebelum mereka (anggota DPRD) ngomong, saya sudah ngomong. Saya sudah bicara di dalam (rapat internal). Saya sudah bicara sebelumnya dan kami kaji. Bedanya saya tidak manggung. Bagi orang-orang baru, manggung. Ini adalah kesempatan beratraksi," kata Anies seperti dilansir Antara (30/10/2019),Baca Juga :