Menteri BUMN Erick Thohir mulai membenahi kementerian yang dipimpinnya dengan mengidentifikasi masalah yang selama ini terjadi di banyak BUMN, untuk mencari solusinya.
Seperti dikutip dari kumparan.com , Erick Thohir malah mengatakan bahwa, tak akan segan-segan untuk mencopot direksi yang bermasalah, karena juga berkomitmen bahwa jika dirinya sebagai menteri dan dua wakil menterinya itu, juga siap dicopot, maka para direksi bermasalah pun harus mau melepas jabatan mereka."Nah ini bagian dari (yang) teman media sebut bersih-bersih. Kalau Saya dan Pak Wamen siap dicopot, ya direksinya musti siap dicopot kalau.... apalagi ada hal-hal yang tidak baik," kata Erick di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (29/10/2019).Meski begitu, Erick menegaskan selama direksi BUMN bekerja baik dan bisa menyesuaikan diri dengan mengacu pada prinsip tata kelola yang baik atau
Good Corporate Governance (GCG), tak perlu ada pencopotan. Dia akan menjalankan roda BUMN bersama-sama.Ketegasan ini ditunjukkan Erick karena aset yang dikelola 143 BUMN mencapai Rp 8.500 triliun. Selama ini, imej BUMN cukup banyak direksi yang kena OTT KPK."Tapi bersih-bersih bukan berarti mengganti. Selama bisa improve, kenapa mesti diganti? Kalau masih baik ya kita jalani bersama," terangnya.Sebelum Erick Thohir menjabat, Kementerian BUMN yang dipimpin Rini Soemarno memang berbagai hal positif pernah diraih, namun tak sedikit masalah yang juga yang didapat, salah satunya adalah hal yang paling krusial soal banyaknya petinggi BUMN yang tersangkut kasus hukum korupsi dan suap.Semasa kepemimpinan Rini Soemarno, sederet petinggi BUMN terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga hal ini tentu menjadi rapor merah karena menteri BUMN yang baru tentu harus bisa mengatasi persoalan tersebut. Berikut petinggi BUMN yang terjerat kasus korupsi:
Baca Juga :