Audisi One Pride Pro Never Quit di kota Jakarta langsung di banjiri peserta. Banyaknya jumlah peserta yang mendaftar ini, sebagai salah satu indikator keberhasilan ajang One Pride Pro Never Quit yang disiarkan tvOne. Peserta yang mendaftar mencapai 323 orang.Pada audisi one pride di Gelanggang Soemantri Brodjonegoro, Minggu 27 Oktober, panitia mengaku terkejut dengan peserta yang terus mendaftar. Program yang menjadi kebanggaan tvOne itu sukses mempopulerkan cabang Mixed Martial Arts (MMA) yang makin berkembang pesat di Indonesia."Jumlah ini meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Terus terang bangga sekaligus terharu melihat antusiasme dari para penggiat olahraga MMA yang dengan rela khusus datang jauh-jauh dari berbgai daerah di Indonesia untuk menjajal audisi event MMA terbesar di Indonesia ini," ujar Ketua Umum KOBI, Ardiansyah Bakrie."Senang banget rasanya pas kita coba buat dan mengembangkan sesuatu dari kecil, dan ternyata bsa diterima dan berkembang pesat baik dari olahraganya, kualitas para fighternya dan kualitas pertunjukannya, apalagi penggemarnya," jelas Ardi."Terima kasih banyak ya untuk semua teman-teman dan semua pihak yang sudah mensupport kemajuan MMA di Indonesia. Terutama event ini 'One Pride' yang dibuat asli oleh anak-anak bangsa, bagi anak-anak bangsa dan tentunya untuk anak-anak bangsa ... bangsa Indonesia. Semoga ke depannya MMA kita dapat semakin berkembang dan dapat menorehkan hasil yang membuat bangga bangsa kita. One Pride ... Untuk Indonesia," papar Ardi.[caption id="attachment_243167" align="alignnone" width="706"]
Foto : One Pride[/caption]Ditambahkan juri Fransino yang juga salut dengan jumlah peserta audisi one pride kali ini."Antusias audisi one pride sangat luar biasa ya, ekspektasi kita adalah mungkin di bawah 200 peserta, namun ternyata begitu kita buka langsung 150 formulir kita habis, sudah ditambah lagi dan sekarang sudah masuk ke angka sekitar 200 lebih, dan terus bertambah akan masuk ke angka 300 ungkap Fransino."Tentunya kita mengharapkan bakat-bakat yang grade A. Artinya grade A itu sudah mencakup dari penguasaan teknik dan karakter petarung MMA itu sendiri," ujar Fransino.Hal ini juga diungkapkan Match Catcher dan Dewan Juri One Pride, Max Metino, yang menyebut fenomena ini sebagai momentum positif pembinaan MMA saat ini dan di masa depan."Audisi one pride yang kita adakan hari ini sudah kita info dari jauh-jauh hari, bisa kita lihat banyak sekali dari seluruh penjuru Indonesia datang kemari. Ada yang dari timur, dari barat, di sini kita lihat begitu antusiasnya, mereka terlihat sudah berlatih sungguh-sungguh untuk mengikuti audisi ini karena bisa punya persiapan cukup lama, sekitar 1-2 bulan," ungkap Max Merino.Sejumlah poin pun jadi sorotan Max yang optimistis ke depannya, program One Pride Pro Never Quit MMA akan mencetak dan melahirkan para petarung tangguh Tanah Air dengan tersedianya deretan petarung muda yang mengikuti proses audisi."Selain itu, minat dan makin populernya cabang MMA ini juga menjadikan para peserta yang datang kali ini lebih memiliki latar belakang yang beragam, baik dari basic bela dirinya, usia dan juga profesinya, termasuk juga untuk kelas female," ujar Max Metino.[caption id="attachment_243168" align="alignnone" width="706"]
Foto : One Pride[/caption]Peserta audisi terbuka untuk pria dan wanita, peserta audisi ini harus sudah berusia 18 tahun dan berusia maksimal 40 tahun. Metode audisi meliputi test pad work/striking (pukulan dan tendangan), grappling/kuncian/ cekikan, take down (bantingan), Sparring dan beep test (optional).Peserta juga harus melewati tes medis dan fisik yang akan dilakukan setelah peserta melengkapi proses pendaftaran. Penilaian audisi tidak melihat KO/mencari kemenangan, kalah atau menang penilaian tetap dilakukan secara objektif. Poin-poin yang masuk dalam penilaian diantaranya teknik, timming, akurasi, kecepatan, kombinasi serangan, pertahanan, ketenangan, stamina, sportivitas dan power. (*)
Baca Juga :