Musim kemarau masih melanda Pati, Jawa Tengah. Kini, wilayah alami krisis air bersih semakin meluas hingga mencapai 134 desa di 13 kecamatan.
Meski sejumlah wilayah di Indonesia sudah turun hujan, bahkan ada yang kebanjiran, namun di Pati, Jawa Tengah, masih dilanda musim kemarau.Berdasarkan data dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Pati, daerah terdampak krisis air bersih semakin meluas hingga mencapai 134 desa di 13 kecamatan di Pati. Sebelumnya, 105 desa di 12 kecamatan yang mengalami krisis air bersih.Salah satunya seperti di Desa Sarimulyo, Kecamatan Winong, Pati. Begitu mobil tangki air bersih tiba, langsung diserbu warga sambil membawa jerigen dan berbagai peralatan penampungair lainnya. Dalam waktu kurang dari satu jam, mobil tangki yang membawa 5 ribu liter air bersih, ludes.Anwar, warga mengatakan bantuan air bersih sangat diperlukan masyarakat. Betapa tidak, untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap harinya, mereka harus membeli dari pedagang air bersih keliling seharga Rp2 ribu per jerigen berisi 30 liter.“Dalam satu hari sedikitnya setiap keluarga membutuhkan 3 jerigen air bersih untuk memasak, minum dan mandi. Kondisi seperti ini sangat memberatkan keuangan warga. Untuk menghemat biaya pengeluaran, warga mengandalkan bantuan air bersih,” katanya.Ia menambahkan, warga terpaksa harus mencari air bersih hingga ke luar desa sejauh 2 kilometer.Untuk membantu warga 134 desa di 13 kecamatan terdampak krisis air bersih, BPBD Pati telah mendistribusikan 1.326 tangki air bersih. Abdul Rohim | Pati, Jawa Tengah
Krisis Air Bersih di Pati Jawa Tengah Meluas hingga 134 Desa
Sabtu, 26 Oktober 2019 - 11:19 WIB