Angin termal hambat Kejuaraan Dunia Paralayang di Sumedang. Dari 120 pilot, 30 di antaranya harus menunggu hingga angin termal berhenti dan berganti dengan hembusan angin normal pada hari kedua West Java World Paragliding Championship 2019 di Kampung Toga, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Hembusan angin termal membuat 30 atlet paralayang yang ikut dalam Kejuaraan Dunia Paralayang di Sumedang, menunda take off hingga angin berangsur normal. Para atlet menikmati suasana pemandangan sambil menunggu kondisi angin normal.Duey, atlet paralayang asal Amerika Serikat, menikmati masa-masa penantian di area vip bersama rekan satu timnya. “Angin terlalu kencang, kita menunggu berangsur normal hingga kondisi aman untuk terbang,” katanya.hal senada diutarakan Heri Rumondo, atlet asal Sulawesi Utara, yang mengaku memaklumi kondisi angin agar para pilot paralayang terbang dengan aman. “Ya harus menunggu angin berhembus normal,” katanya.Pada hari kedua turnamen ini mempertandingkan nomor akurasi yang terbagi dalam dua ronde. Di ronde pertama 60 pilot telah terbang, sementara di ronde kedua baru 30 pilot yang terbang ketika tiba-tiba angin berubah menjadi sangat tidak mendukung kegiatan lomba. Angin termal membahayakan olahraga paragliding.Perolehan poin keseluruhan kejuaraan dunia paralayang ini dipimpin atlet Hungaria dengan poin 687, disusul Korea Selatan (686), dan China di posisi ketiga (661).Lutfi Setia Rafsanjani | Sumedang, Jawa Barat
Angin Termal Hambat Kejuaraan Dunia Paralayang di Sumedang
Jumat, 25 Oktober 2019 - 00:38 WIB