Santri Sebuah Ponpes di Pati Olah Sampah Jadi aneka kerajinan dan Pupuk Organik

SAMPAH 1
SAMPAH 1 (Foto : )
Selain identik dengan belajar ilmu agama, santri selalu identik dengan sarung dan kopiah. Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya, sebuah ponpes di Pati, Jawa Tengah, membekali santrinya dengan keterampilan memanfaatkan sampah, baik yang organik maupun anorganik.[caption id="attachment_241553" align="alignnone" width="900"]
Dengan dibekali keterampilan mengolah sampah, diharapkan para santri mempunyai bekal untuk bermasyarakat Dengan dibekali keterampilan mengolah sampah, diharapkan para santri mempunyai bekal untuk bermasyarakat (Foto:ANTV/Abdul Rohim)[/caption]Dengan dibekali keterampilan mengolah sampah, diharapkan para santri mempunyai bekal untuk bermasyarakat nantinya, selain bekal ilmu agama.Suasana di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ma`ruf, Desa Sugihrejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Santriwati ini belajar memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai lebih.Mereka diajari cara memanfaatkan sampah plastik menjadi hiasan bunga, tas, ataupun kerajinan lainnya. Di Ponpes Al Ma’ruf ini, para santri memang dibekali kreativitas dan peduli dengan lingkungan di sela-sela belajar ilmu agama.Santri dibekali dengan keterampilan lain agar nantinya siap ketika terjun ke kehidupan di masyarakat. Ponpes ini mengajari santrinya dengan memanfaatkan sampah, baik yang organik maupun anorganik.Banyaknya sampah menjadi kekhawatiran tersendiri bagi ponpes tersebut. Apalagi  selama ini, sampah tersebut hanya dibakar saja tanpa dimanfaatkan.Sementara itu, untuk santri laki laki diajari menanam sayur atau tanaman lainnya dengan memanfaatkan media tanam dari sampah. Mereka tampak semangat mencoba belajar menanam.Selain belajar menanam, santri juga diajari cara membuat pupuk organik berbahan dasar sampah organic. Dengan begitu, diharapkan nantinya bisa memberikan nilai ekonomi ketika sampah tersebut dimanfaatkan.Salah satu sampah yang paling banyak adalah pelepah pisang yang berserakan di sekitar lingkungan Ponpes, dibuang begitu saja. Santri pria pun diajari cara membuat pupuk organik cair  dan padat, berbahan dasar dari pelepah pisang.Hasilnya, cairan pupuk bisa digunakan untuk memupuk tanaman. Sedangkan pupuk padatnya bisa digunakan untuk humus biji tanaman yang hendak dikembangbiakkan.Pengasuh Ponpes Al Ma’ruf, KH Abdul Rohman Al Ma’ruf, berharap dengan dibekali keterampilan mengolah sampah, santrinya mempunyai bekal untuk bermasyarakat nantinya, selain bekal ilmu agama.“Di era modern saat ini, bekal ilmu agama merupakan pondasi dasar untuk berkehidupan. Jika dasar agama kuat, maka santri juga harus dibekali kreatifitas untuk berkehidupan di masyarakat,” ujar Pengasuh Ponpes Al Ma’ruf,  KH Abdul Rohman Al Ma’ruf.Selain itu, santri juga harus mencintai alam, termasuk menjaga lingkungan dari sampah, khususnya yang sulit diurai oleh tanah.  Abdul Rohim | Pati, Jawa Tengah