PSSI akan memiliki nakhoda baru pada Januari 2020. Hanya, siapa pun yang akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum di federasi sepak bola nasional ini, kompetisi kelompok usia sudah seharusnya tetap digelar.Pembenahan kompetisi kelompok usia memang menjadi fokus PSSI di tahun 2019. Sebagaimana disebutkan Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, pada April lalu, kompetisi Liga 1 U-16, Liga U-18, dan Liga U-20 digelar bersinergi dengan pihak klub. Selain itu, PSSI juga menggelar Piala Soeratin untuk kelompok usia 13 tahun, 15 tahun, dan 17 tahun. Tisha bahkan menyebut bahwa PSSI memiliki rencana menggelar kompetisi U-14 pada 2020.PSSI dinilai sudah berada di jalur yang tepat terkait upaya PSSI membangun kompetisi berjenjang.“PSSI memunculkan program youth elite pro academy. Tentu saja positif saat semua klub elite atau liga profesional punya akademi yunior, jadi tidak ada rantai yang terputus dan semua klub bisa mengambil pemain yang mereka bina sendiri,” ujar pengamat sepak bola nasional, Yusuf Kurniawan.“Harus diakui bahwa kompetisi berjenjang ini merupakan hal positif dari PSSI sekarang. Menurut saya, hal ini harus dipertahankan oleh pengurus berikutnya. Justru kompetisi junior merupakan gudang pemain masa depan. Kompetisi berjenjang ini menjadi jawaban dari pertanyaan banyak orang mengapa timnas kita jago di level junior, namun keok ketika senior,” tambah Yuke.Sebagaimana diketahui, dua dari tiga kompetisi kelompok usia yang digelar PSSI tahun ini sudah menemukan tim terbaik. Pada Liga 1 U-16 2019, adalah PS Tira-Persikabo yang menjadi kampiun setelah mengalahkan Bhayangkara FC dengan skor 2-1 di partai puncak. Sementara itu, Persebaya junior sukses menjadi tim terbaik Liga 1 U-20 2018 setelah menang adu penalti kontra Barito Putera.Selain itu, PSSI juga menggelar Piala Soeratin untuk kelompok usia 13 tahun, 15 tahun, dan 17 tahun. Sekjen PSSI, Ratu Tisha, bahkan menyebut bahwa PSSI memiliki rencana menggelar kompetisi U-14 pada 2020.“Keputusan PSSI menggelar kompetisi di kelompok usia memacu klub membentuk tim junior. Kompetisi kelompok usia ini tentunya muaranya adalah ke timnas. Pelatih timnas juga semakin gampang mencari pemain, tidak lagi harus ke pelosok daerah melakukan seleksi,” ujar pengamat sepak bola nasional lainnya, M. Adnan Rais.“Jadi, dengan adanya kompetisi kelompok usia ini, pembinaan sekarang dilakukan oleh klub, tidak lagi di timnas. Ketika dipanggil ke timnas, memang pemain yang sudah jadi,” tutup Rais.
Baca Juga :