Ironis ! Nasib Kapten Timnas Sepakbola Disabilitas yang Jadi Tukang Cuci

KAPTEN TIMNAS CUCI PIRING
KAPTEN TIMNAS CUCI PIRING (Foto : )
Nasib kurang beruntung dialami oleh Marita Ariani,  kapten timnas sepakbola disabilitas ,  meski telah menorehkan  segudang prestasi mengharumkan nama bangsa, Marita yang berstatus yatim piatu,   kini hanya menjadi seorang tukang cuci  dengan gaji yang sangat minim untuk mencukupi kebutuhan hidupnya , kini  Marita hanya berharap agar ada kepedulian pemerintah untuk bisa bekerja dengan gaji yang layak.Keseharian Marita Ariani, meski berstatus sebagai kapten timnas sepak bola disabilitas intelektual, marita terpaksa harus menjadi tukang cuci di salah satu warung makan milik  tetangganya di lingkungan Mujahidin, Kota Temanggung, Jawa Tengah.[caption id="attachment_240139" align="alignnone" width="900"]
marita terpaksa harus menjadi tukang cuci di salah satu warung makan Marita terpaksa harus menjadi tukang cuci di salah satu warung makan (Foto: ANTV/Edi Suryana)[/caption]Kerja menjadi tukang cuci dengan bayaran yang minim terpaksa Marita lakoni karena hingga saat ini, dirinya belum memperoleh pekerjaan yang layak.Sebagai atlet sepak bola berkebutuhan khusus, Marita telah menorehkan prestasi yang mengharumkan nama bangsa, bersama timnya Marita yang juga menjadi kapten timnas  telah berlaga di berbagai kejuaraan  berskala nasional  dan  internasional, seperti di Malaysia, Filipina, China, India dan juga Abu Dhabi,  dari berbagai kejuaraan tersebut Marita telah memperoleh belasan medali , baik emas, perak maupun perunggu.Marita yang sejak kecil ditinggal oleh kedua orangtuanya kini hanya hidup di rumah yang sangat sederhana bersama neneknya, disela-sela kesibukannya menjadi buruh cuci  Marita tetap melatih skill
nya bermain bola di lapangan yang tak jauh dari rumahnya.Marita mengenal sepak bola sejak umur 10 tahun , semula dirinya adalah atlet lari, namun ketertarikan menjadi pemain sepakbola membuat dirinya berlatih  mengolah si kulit bundar dan mengikuti berbagai macam seleksi tim sepakbola disabilitas intelektual.Sementara itu pihak keluarga marita  yang diwakili pamannya juga berharap  marita bisa memperoleh pekerjaan tetap untuk bekal di hari tuanya nanti.Selain ingin tetap bermain bola dan mengharumkan nama bangsa Marita Ariani ingin bekerja lebih layak, Marita berharap ada kepedulian dari pemerintah Kabupaten maupun pusat agar bisa mencarikan pekerjaan dengan penghasilan tetap. Edi Suryana | Temanggung, Jawa Tengah