Kabut asap pekat mengepung Kota Palembang di malam hari. Kondisi ini disebabkan tingginya titik panas terutama di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang memang merupakan lahan gambut. Kondisi ini dikeluhkan warga pendatang yang ingin berakhir pekan di Bumi Sriwijaya.
Kabut asap imbas kebakaran lahan dan hutan di Sumatera Selatan kian pekat di malam hari. Bau asap dan tebalnya kabut asap mengganggu jarak pandang serta menggangu pernapasan warga yang melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Palembang. Berdasarkan data BPBD Sumsel terdapat 732 titik panas dimana titik terbanyak terdapat 437 titik panas di Kabupaten Ogan Komering Ilir dan 94 titik panas di Kabupaten Banyuasin. Banyaknya titik panas di Kabupaten Ogan Komering Ilir tersebut membuat partikel kabut asap masuk ke Palembang karena memang arah angin menuju ke bumi Sriwijaya ini.[caption id="attachment_238508" align="alignnone" width="900"]
Aktifitas warga terganggu, bau asap dan perih di mata (Foto:ANTV/ Ganda Kopatra)[/caption]Tak hanya menggangu pengendara, kabut asap tersebut dikeluhkan warga pendatang yang ingin menikmati suasana Kota Palembang. Dede Suhendra, warga asal Jakarta mengeluhkan kondisi kabut asap ini dan berharap pemerintah bergerak melawan asap secara maksimal dengan memadamkan kebakaran lahan dan hutan di kawasan gambut.“Wah, sangat mengganggu ya, baunya dan terasa perih di mata, sangat tidak sehat, “ kata Dede Suhendra.Warga berharap kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan ini cepet diatasi sehingga tidak ada lagi asap pekat yang menyelimuti wilayah Sumatera Selatan khususnya di Kota Palembang yang sangat menggagu pernapasan dan mata saat beratifitas di luar rumah.Ganda Kopatra | Palembang, Sumatera Selatan