, menyebutkan empat kematian dilaporkan di Prefektur Chiba, Gunma, Kanagawa, dan Fukushima di sekitar Tokyo.[caption id="attachment_238124" align="aligncenter" width="900"]
Jalanan sepi, Warga Jepang memilih diam di rumah selama ada Topan Hagibis (Foto: Istimewa)[/caption]Setelah Topan Hagibis menerjang Tokyo, pihak berwenang mencabut peringatan hujan dan banjir untuk wilayah Kanto, di sekitar Tokyo. Namun, peringatan tersebut diterapkan di daerah yang lebih jauh ke utara.Menurut pemerintah badai ini bisa menjadi yang terkuat melanda Tokyo sejak 1958. Badai membawa curah hujan yang memecahkan rekor di banyak daerah, termasuk kota resor populer Hakone. Kota itu dihantam hujan 939,5 mm (37 inci) selama 24 jam.Di beberapa bagian prefektur Fukushima dan Nagano, hujan deras menyebabkan sungai membanjiri tepiannya. Selain itu, banjir menenggelamkan rumah dan sawah, serta memaksa beberapa orang memanjat atap rumah mereka demi keselamatan.Militer Jepang terus berjuang untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak banjir, dengan mengerahkan helikopter, usai Topan Hagibis melanda negara itu.Topan Hagibis menerjang pulau Honshu, pulau terbesar di Jepang, Sabtu, 12 Oktober 2019, sekitar pukul 19.00 waktu setempat (pukul 22.00 WIB). Topan ini menjadi salah satu topan paling ganas dalam beberapa tahun terakhir, dengan hembusan angin hingga 216 kmh.Typhon Hagibis adalah Siklon Tropis atau Badai atau angin Topan dengan kekuatan radius rata-rata mencapai 150-200 km. Badai ini membuat beberapa bagunan rusak parah.[caption id="attachment_238129" align="aligncenter" width="900"]
Fenomena unik warna warna langit Jepang (Foto: Istimewa)[/caption]namun ada yang unik sebelum kejadian, dimana langit indah menyelimuti daratan Jepang sebelum terjadinya badai tersebut.[caption id="attachment_238128" align="aligncenter" width="900"] Fenomena Alam Unik sesaat sebelum topan menerjang (Foto: Istimewa)[/caption]langit diselimuti warna ungu yang terang.
Baca Juga :