Masih Mencekam, 116 Warga Mengungsi dari Ilaga Papua

aparat berjaga-jaga di bandara ilaga
aparat berjaga-jaga di bandara ilaga (Foto : )
Sebanyak 116 warga Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua mengungsi ke rumah kerabat mereka di Timika, Kabupaten Mimika. Ini karena situasi di sana masih rawan akibat gangguan kelompok kriminal separatis bersenjata.
Di Bandara Mozes Kilangin Timika, para pengungsi dari Ilaga terdiri dari 101 orang dewasa dan 15 anak-anak. Mereka dievkuasi ke Timika dengan menggunakan empat penerbangan sewaan, yaitu Dabi Air Nusantara, Jon LIn Air, Dimonim Air dan Alda Air.Seorang warga bernama Sudarman yang berprofesi sebagai tukang ojek menceritakan situasi di Ilaga yang masih mencekam akibat gangguan kelompok kriminal separatis bersenjata."Semalam ada lagi rumah yang dibakar di daerah Kimak, sekitar 1 kilometer dari Ilaga. Hampir setiap malam kami selalu mendengar bunyi tembakan," kata Sudarman seperti dilansir Antara.Menurut Sudarman yang sudah tinggal di Ilaga sejak 2018, banyak warga pendatang masih mengungsi di Pos Pasukan Khas TNI AU, Kantor Koramil,  Polsek Ilaga dan Pos Kotis Brimob."Di Masjid Al Ikhlas Ilaga juga masih ada ratusan orang yang mengungsi. Pada umumnya mereka mau mengungsi ke Timika," kata Sudarman.Seorang warga lainnya, Ardi mengatakan, sejak kasus penembakan dua tukang ojek dan penjaga kios dekat Bandara Ilaga pekan lalu, kelompok kriminal bersenjata juga membakar tujuh bangunan di Distrik Kimak.Sebelumnya, Bupati Puncak Willem Wandik menyampaikan kepada warga bahwa situasi di Ilaga sudah aman. Tapi menurut Ardi, hanya berselang 20 menit kemudian, terjadi lagi pembakaran rumah warga yang disertai bunyi tembakan.Warga mulai meninggalkan Ilaga sejak akhir September lalu. Pada Rabu kemarin, sebanyak 67 warga Ilaga juga mengungsi ke Timika. Sembilan orang di antara mereka adalah guru kontrak dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sumber: Antara