Pitra Yadya, Ngaben Tak Selalu Di Bali

IMG_29Sep2019102805
IMG_29Sep2019102805 (Foto : )
Warga Hindu-Bali di Kabupaten Luwu Timur mengadakan upacara Pitra Yadya melalui Ngaben Massal. Sebanyak 109 jenazah dibakar di lapangan Desa Balirejo,  Kecamatan Kalaena, Luwu Timur.
Ribuan warga Hindu Bali yang berada di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan menggelar ritual Pitra Yadnya. Berupa upacara ngaben massal, September 2019 Pitra Yadnya adalah upacara penghormatan dan kewajiban suci kepada para leluhur termasuk kepada orang tua  kita yang telah meninggal dunia sehingga nantinya masih tetap dapat terhubung.
Ada 109 jenazah yang telah diawetkan sejak satu hingga empat tahun yang  lalu dibawa ke lapangan Desa Balirejo,  Kecamatan Kalaena, untuk dibakar atau ngaben massal. Keluarga yang berduka, Ketut Rantai Jaya, menerangkan, ngaben massal merupakan sarana proses kremasi jenazah yang dilakukan oleh warga untuk anggota keluarga yang sudah meninggal. Prosesi ngaben massal ini juga dilakukan untuk saling meringankan beban masyarakat yang kurang mampu. Jika dilakukan secara individu, maka membutuhkan dana yang cukup besar hingga mencapai ratusan juta rupiah. “Ngaben massal itu disamping meringankan beban pekerjaan, juga bertujuan meningkatkan rasa gotong royong serta merekatkan rasa kekeluargaan,” jelas Ketut. Dengan diiringi doa dari pemuka agama Hindu dan keluarga yang ditinggalkan, upacara ngaben massal dilakukan. Menurut I Wayan Sudiarsih, Ketua Penasehat Majelis Hindu Kabupaten Luwu,  upacara Pitra Yadya mampu mengobati kesedihan keluarga yang ditinggal. Karena sudah melaksakan prosesi agama Hindu untuk keluarga yang meninggal. "Pitra Yadya ini juga mampu meringankan beban keluarga dan menghibur. " Kata I Wayan. Hasmin Syarief | Luwu Timur, Sulawesi Selatan