Sampah anorganik seperti kaleng dan plastik ternyata mampu mendatangkan uang. Asal ulet dan telaten. Bagaimana caranya?
Sampah anorganik masih menjadi masalah lingkungan di negeri Indonesia. Berbeda dengan sampah organik yang cepat membusuk dan terurai, sampah anorganik sebaliknya, sulit terurai. Dan bila tertimbun lama ditanah akan menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
Sayangnya, potensi sampah anorganik inilah yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Hingga akhirnya menjadi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Isna seorang ibu rumah tangga berhasil menangkap momen ini. Ia tergelitik untuk mengolah sampah anorganik menjadi benda yang bernilai jual. Di tangannya kaleng-kaleng bekas dan plastik diolah menjadi aneka hiasan nan menawan, diantaranya mobil, burung, dan bunga.
Bersama ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya membentuk kelompok pengelolah sampah mandiri yang ia beri nama Bunda Mandiri. Bunda Mandiri berada di Dusun Banyunganti Kidul, Desa Kaliangung, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo.
Untuk membuat hiasan, Isna memilih kaleng yang bersih dan masih bagus. Lalu dipotong menurut pola yang dibuat. Kaleng yang sudah dipotong akan dirumbai sesuai kebutuhan.
Kemudian dirangkai sesuai bentuk yang akan dibuat. Selanjutnya ditambah hiasan agat lebih berkarakter dan indah.
Membuat hiasan dari kaleng dan plastik bukan tanpa resiko. Acapkali potongan kaleng dan plastik melukai tangan. Dibutuhkan ketelitian dan kecermatan super tinggi.
Pernak-pernik buatan srikandi berdaster ini dihargai antara Rp35-700 ribu tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
Arri Wibowo | Kulon Progo, Jogyakarta
Baca Juga :