Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, korban kerusuhan di Wamena Papua sebanyak 26 orang. Dari jumlah tersebut, 22 orang di antara mereka adalah masyarakat pendatang.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (26/9/2019), Kapolri Jenderal Tito menguraikan bentrokan di Jayapura dan kerusuhan di Wamena Papua, kemarin.Tito mengatakan. jumlah korban tewas dalam kerusuhan di Wamena sebanyak 26 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 22 orang di antara mereka adalah masyarakat pendatang.Menurut Tito, masyarakat pendatang mengalami luka bacok dan terbakar dalam rumah atau bangunan yang dibakar perusuh, Sementara empat orang lainnya adalah warga asli Papua.Dikatakan, saat ini situasi di Jayapura dan Wamena sudah kondusif. Aparat terus bersiaga dan segera melakukan rehabilitasi pasca kerusuhan.Selain merenggut korban jiwa, sejumlah bangunan pemerintahan juga dibakar atau dirusak massa. Seperti Kantor Bupati Wamena, Kejaksaan , BRI, Bappeda dan beberapa kantor dan ruko. Sebanyak 50 kendaraan roda empat dan roda dua dibakar dan atau dirusak massa.Sementara dalam bentrokan di Jayapura Papua, terdapat seorang anggota TNI yang gugur, juga terdapat empat orang lain yang meninggal dunia.Tito menegaskan, kekerasan yang terjadi di Papua, bukan pertama kali dilakukan aparat, tapi oleh para demonstran yang berubah jadi perusuh.Lewat jaringan dalam dan luar negeri, mereka memprovokasi dan memanfaatkan kerusuhan ini untuk menarik perhatian dunia internasional. Tito juga menyebut Benny Wenda berada di balik kerusuhan ini.Ditambahkan Tito, ada dua agenda internasional yang ingin dituju kelompok ini, yaitu Sidang Komisi Tinggi HAM PBB di Jenewa Swiss dan Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.
Baca Juga :