Merti Desa Wujud Syukur dan Pengharapan Masyarakat Bugel

IMG_22Sep2019114158
IMG_22Sep2019114158 (Foto : )
Merti Desa di desa Bugel merupakan prosesi rasa syukur atas hasil tani dan ikan yang melimpah. Termasuk pengharapan agar panen berikutnya lebih baik dari yang sekarang.
Desa Bugel menggelar Merti Desa. Acara Merti Desa digelar di halaman Balai Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.  Diikuti 10 dusun yang ada di desa Bugel. Setiap dusun membawa masing-masing satu gunungan.
Acara ini merupakan acara tahunan yang di gelar setiap bulan Suro sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan rahmat atas hasil bumi yang telah didapat sehingga dapat memenuhi kesejahteraan masyarakat Desa Bugel. "Merti desa seperti ini dilakukan pada bulan Suro, dengan harapan, hasil dari petani atau nelayan dari tahun ke tahun lebih yang bagus sehingga akan menyejahterakan masyarakat di Desa Bugel," ujar Ngadi Sunaryo, Ketua Desa Budaya Bugel. Merti Desa, Desa Bugel diawali dengan Kirab bergodo. Setiap desa mengirim 20-30 peserta. Mereka berkeliling desa sejauh 3 kilometer. “Setiap desa ada sekitar 20-30 peserta. Mereka bertugas membawa gunungan dan juga membawa kenduri yang sudah dibungkus daun kelapa. Nanti titik kumpulnya di halaman balai desa. Gunungan disusun berjejer kiri ke kanan. Kalau sudah kumpul semua baru Merti Desa dimulai,” kata Ngadi. Kirab dan arak-arakan gunungan disambut dengan tarian perjuangan prajurit, lalu diterima oleh tetua desa yang telah bersiap di depan pendopo balai desa. Masyarakat yang ikut dalam kirab kemudian duduk bersila di selasar untuk mengukuti acara kenduri. Tokoh masyarakat dan pemuka agama secara bergantian memberikan sambutan dan doa. Baru saja doa dimulai, ribuan warga yang telah berkumpul langsung merangsek mau memperebutkan gunungan yang ada dihadapan mereka. Warga berjubel untuk mencapai gunungan dan meraih apapun yang bisa digenggam. Hanya dalam sekejap, 10 gunungan habis diperebutkan masyarakat. Warga percaya hasil bumi yang diperbutkan dalam Merti Desa membawa rezeki dan kesehatan. “Cari berkahnya. Biar sehat dan murah rezeki. Makanya ke sini sama keluarga,” jelas Dewi Prabandari, warga Desa Bugel. Sedangkan larung laut yang biasa diadakan setiap tahun dalam Merti Desa urung diadakan. Karena kondisi laut yang tidak bersahabat. Arri Wibowo | Kulon Progo, Yogyakarta