Akibat Orangtua Tak Mampu Beli Susu, Kecil-Kecil Sudah Ngopi

balita dikasih kopi 1
balita dikasih kopi 1 (Foto : )
Seorang anak bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa mengkonsumsi kopi sebagai pengganti susu, lantaran orang tuanya tidak mampu membeli susu. 
Kecil-kecil ngopi. Kalau orang dewasa ngopi jika ngantuk, namun beda dengan seorang anak balita di Polewali Mandar, Sulawesi Barat ini, ia ngopi setiap menjelang tidur.  Setelah hampir delapan bulan mengkonsumsi minuman kopi, kini orang tua sang balita baru dapat bernafas lega lantaran anaknya semata wayangnya tersebut telah mendapat bantuan susu dari Dinas Kesehatan Polewali Mandar, Sulawesi Barat.Balita permepuan peminum kopi ini masih berumur satu tahun dua bulan, yang sehari-hari tinggal bersama neneknya di Desa Tonrolima, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar. Anak dari pasangan Sarifuddin dengan Anita ini tampak sehat dan tidak ada kelainan, lincah bermain dengan berat badan yang cukup ideal.Namun siapa sangka jika sang balita ini sehari-hari mengkonsumsi minuman kopi sebagai pengganti susu. Kondisi ini terpaksa dilakukan orang tuanya lantaran tidak mampu membeli susu formula. Pekerjaan keduanya sebagai buruh pengupas kelapa dengan penghasilan 20 ribu perkarung hanya cukup untuk biaya makan sehari-hari.Pasangan Sarifuddin dengan Anita hingga kini bahkan belum memiliki tempat tinggal permanen dan masih menumpang di rumah mertua. Akibat himpitan ekonomi anak semata wayangnya pun terpaksa diberi minuman kopi sejak umur enam bulan hingga saat ini.“Anak saya diberi minum kopi sejak kecil, sejak usia sekitar 6 bulan. Minum kopinya setiap menjelang tidur. Saya tidak mampu beli susu, “ ujar Ibu Anita.Setelah viral dan diberitakan sejumlah media, orang tua anak peminum kopi kini dapat bernafas lega lantaran telah mendapat perhatian dari dinas kesehatan setempat. Sang anak sudah mendapatkan bantuan susu formula pengganti air susu ibu (ASI) dari dinas kesehatan. Pihak dinas kesehatan juga menghimbau agar orangtuanya tidak lagi memberikan minuman kopi  kepada anaknya lantaran berbahaya untuk kesehatan terutama balita.Hasil pemeriksaan tim medis menunjukkan grafik kesehatan dan gizi sang anak berada di warna hijau, artinya 1,5 liter kopi tubruk yang dikonsumsi setiap hari oleh anak belum berpengaruh pada perkembangan fisiknya. Tubuh mungil balita ini masih mampu menahan pengaruh kafein dan zat-zat lainnya yang terdapat dalam kopi. Namun jika terlalu lama akan sangat berbahaya.Apa yang menimpa anak di Polewali Mandar ini  mungkin hanyalah salah satu potret kehidupan masyarakat tidak mampu di negeri ini yang kerap tidak tersentuh bantuan pemerintah. Kejadian ini mungkin bisa menjadi pelajaran kepada semua pihak terutama aparat pemerintah tingkat bawah. Kepada msyarakat juga diimbau agar dapat segera melaporkan jika menemukan kasus serupa kepihak berwenang, agar tidak ada lagi bayi yang kekurangan asupan gizi lantaran kemiskinan.Rasman Abdul Rahman |Polewali Mandar, Sulawesi Barat