Jokowi Pertimbangkan Ketua Hipmi Menjadi Menteri

Jokowi Pertimbangkan Ketua Hipmi Menjadi Menteri
Jokowi Pertimbangkan Ketua Hipmi Menjadi Menteri (Foto : )
Momen menarik terjadi saat pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) yang ke XVI hari ini, Senin (16/9/2019), dimana Ketua Hipmi, Bahlil Lahdahlia melempar isyarat kepada Presiden Joko Widodo.Presiden Jokowi yang hadir dan membuka langsung Munas yang didigelar di Hotel Sultan, Jakarta, mendengarkan dengan seksama pidato Bahlil yang menceritakan rekam jejak Jokowi selama memimpin yang dianggap berhasil.Keberhasilan Jokowi dimulai dari pembangunan infrastruktur, pemerataan ekonomi, hingga penurunan kemisikan."Setiap ada acara Hipmi, Presiden selalu hadir," kata Bahlil dalam acara. Setelah itu, Bahlil baru memberi kode kepada Jokowi.Bahlil mengakui setelah masa jabatan Ketua Hipmi selesai, maka aktivitasnya sudah semakin longgar."Sekarang saya sudah tidak ada tugas lagi di Hipmi. Jadi saya bisa mengerjakan hal yang lain," cutusnya yang disambut tepuk tangan.Seusai Bahlil menyampaikan sambutan, ternyata Jokowi pun merespons pernyataan Bahlil saat berpidato dan Presiden Jokowi berpandangan bahwa, Bahlil seakan sama seperti dirinya setelah tidak lagi menjabat sebagai ketua umum Hipmi. Namun, bukan soal di kabinet kerja, melainkan sama-sama menjadi alumni."Saya ingin ucapkan terima kasih Bahlil Lahadalia yang sebentar lagi menuntaskan, sebentar lagi akan sama seperti saya, akan sama-sama menjadi alumni Hipmi. Mudah-mudahan nyalinya tetap besar walaupun tidak menjadi ketua lagi," kata Jokowi.Jokowi lebih lanjut mengatakan, dirinya bisa menebak apa tujuan yang disampaikan Ketua Hipmi sebelumnya, terkait menyebutkan beberapa nama yang punya rekam jejak dan punya potensi jika kapasitasnya dibutuhkan di jajaran menteri nantinya."Para mantan Ketua, Hipmi senior hipmi.. saya tahu adinda Bahlil merekomendasikan beberapa yang hadir di sini dia nunjuk nunjuk, tapi saya tahu, adinda Bahlil ini minta (jatah menteri)," sebut Presiden.Jokowi pun kemudian melanjutkan soal "kode" yang diberikan oleh Bahlil."Sebetulnya dia menyorongkan diri sendiri. Tapi ditutup sama dia, tapi dia kelihatan. Saya nangkep, saya nangkep," tandas Jokowi.Sementara di momen yang sama, Presiden Joko Widodo juga mengungkapkan bahwa ada beberapa kelemahan yang dimiliki pengusaha-pengusaha muda Indonesia selama ini."Kelemahan kita, terutama yang muda-muda adalah sulit dan enggan untuk ber-partner (bermitra)," tambah Jokowi.Menurut Jokowi, dua faktor tersebut sangat penting dimiliki para pengusaha-pengusaha muda Indonesia. Sebab, dalam menjalankan usaha dibutuhkan mitra dan kolaborasi satu sama lainnya, sehingga bisa berkembang dan maju bersama."Ini penting sekali, sekarang kesempatan besar agar Bapak, Ibu, Saudara-saudara mendapat mitra. Akan banyak sekali investasi masuk, jadikan mereka mitra," tuturnya.Presiden menambahkan, memiliki mitra dalam proses bisnis merupakan masih setengah proses. Masih ada tahapan-tahapan lain yang perlu diperhatikan dan dibangun oleh pengusaha."Jadikan mereka partner, karena langkah ini baru separuh perjalanan. setengah proses (lain). Modal kedua yang penting adalah revolusi mindset, sehingga mampu memperkuat revolusi konsumsi dengan cara memperkuat industrialisasi, hirilisasi, memperkuat daya kita," imbuhnya.Selain itu, lanjut Presiden, beberapa tahun ke depan Indonesia memiliki peluang besar kerena jumlah orang kaya di Indonesia akan semakin bertambah, yakni pada 2020 dan diprediksi sekitar 141 juta penduduk Indonesia akan naik kelas karena revolusi konsumen.Menurutnya, dengan adanya penduduk yang naik kelas itu, Indonesia akan menjadi lebih atraktif untuk para investor. Sebab, pasar Indonesia akan semakin meluas dan menjadi sasaran."Kita akan semakin menarik untuk investasi global, apalagi dengan situasi perekonomian yang melambat seperti ini. Ini jadi magnet konsumen," tutupnya.
Mahendra Dewanata - Agam Miftarenal | Jakarta