Suro atau 10 Muharam bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah hari yang istimewa. Banyak tradisi yang digelar, diantaranya Upacara Hajad Dalem Labuhan
Ribuan orang ikut serta dalam upacara Hajad Dalem Labuhan di Pantai Glagah, Kabupaten Kulon Progo. Labuhan digelar setiap tanggal 10 Muharam atau Suro oleh Kadipaten Puro Pakualaman.
Menurut Pengageng Pambudidaya, KPH Kusumo Parasto, labuhan bertujuan untuk melestarikan tradisi budaya Jawa.
"Selain untuk melestarikan budaya juga wujud rasa syukur terhadap Tuhan atas limpahan rezeki yang telah diberikan kepada masyarakat. Dan untuk memohon kepada Tuhan agar masyarakat dan Kadipaten Puro Pakualaman senantiasa diberi keselamatan.” kata Kusumo.
Dalam upacara ini terdapat empat gunungan yang terdiri dari gunungan padi, gunungan sayur dan buah-buah, serta dua gunungan berisi kain dan pakaian.
"Jenis gunungan itu dipilih karena melambangkan kemakmuran," kata Kusumo.
Prosesi labuhan diawali dengan kirab dari Pesanggarahan Glagah menuju ke Joglo Labuhan yang dipimpin langsung oleh putera Mahkota, BPH Kusuma Bimantoro.
Sesampainya di Joglo Labuhan, beberapa gunungan dipasangi pemberat untuk selanjutnya dilarung ke laut oleh petugas khusus dengan cara berenang.
Sedangkan untuk gunungan hasil bumi dan sayuran akan diperebutkan masyarakat.
"Gunungan yang berisi hasil bumi dan sayuran sebagai perlambang keberkahan. Karena itu usai prosesi melarung gunungan ke laut, warga saling berebut isi dari dua gunungan tersebut."
Ari Puji Susanti, salah seorang warga yang datang ke acara labuhan, mengatakan ia mendapatkan kacang, padi dan apel saat berebut. Ia merasa yakin apa yang diperolehnya akan mendatangkan rezeki. "Semoga membawa berkah," katanya singkat.
Arri Wibowo | Kulon Progo, Jogyakarta
Upacara Hajad Dalem Labuhan, Memohon Berkah dan Keselamatan
Rabu, 11 September 2019 - 11:35 WIB