Untuk menjadi jurnalis perang yang bisa meliput dari zona perang bukan hal mudah. Banyak tantangan dan ancaman bahkan nyawa menjadi taruhannya.
newsplus.antvklik.com- Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) menggelar “Journalist Gathering 2019” di Markas Wing I Paskhas Jakarta, Sabtu, (7/9/2019). Para jurnalis memperoleh kursus singkat jurnalis tempur.Wartawan perang adalah jurnalis yang meliput berita secara langsung dari zona perang. Untuk menjadi jurnalis perang bukan profesi mudah. Banyak tantangan dan ancaman bahkan nyawa menjadi taruhannya.“Dimana saat perang atau ada konflik, para jurnalis ini dapat mengetahui apa yang harus dilakukan, supaya dia aman dan mendapatkan berita yang baik. Ada teorinya. Kalau kita ajak jurnalis di satu operasi yang ada konflik, maka dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya, sehingga dirinya aman dari serangan-serangan tembak yang mungkin dari lawan maupun pihak kita sendiri,” ujar Kadispenau Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto di lokasi acara.Fajar juga berharap melalui “Journalist Gathering 2019” akan terbentuk kerjasama yang baik antara media massa dengan TNI AU, khususnya dalam pemberitaan yang baik dan benar serta dapat mengedukasi masyarakat.Masih menurut Fajar “Journalist Gathering 2019” meliputi Ice Breaking dan Psikologi Lapangan,Teknis Dasar Jurnalis Tempur, Terjun Freefall
, dan Pertempuran Jarak dekat oleh Prajurit Korpaskhas.“Di samping itu, lewat kegiatan kita tersebut bisa saling mengenal antar insan pers. Ini salah satu program yang ditekankan oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau), bahwa TNI AU harus bersikap humanis terhadap insan pers maupun masyarakat,” pungkas Fajar.Pada kesempatan yang sama Kasubdispenum AU Kolonel Sus M Yuris mengatakan, di negara-negara lain juga punya kursus semacam ini (Teknik Dasar Jurnalis Tempur) pada saat mereka harus melakukan operasi di garis depan dan harus mengikutkan jurnalis satu tim dengan mereka. Bambang Gatot Tutuko-Firman Hadi | Jakarta
Baca Juga :