antvklik - Meski sudah tidak mendapatkan aliran listrik dan suplai air bersih, ratusan pengungsi pencari suaka yang mayoritas berasal dari Afghanistan ini memilih tetap bertahan di lokasi penampungan Kalideres, Jakarta Barat.
Para imigran ini enggan meninggalkan lokasi penampungan, karena mereka menilai yang dilakukan oleh Badan PBB urusan para pengungsi, United Nations High Commissioner for Refugees(UNHCR) tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Puluhan tenda para pengungsi masih berada di kawasan gedung eks Komando Distrik Militer (Kodim) di Kalideres, Jakarta Barat. Satu tendanya berisi satu keluarga beserta anak-anak. Gelaran tikar juga tampak dibentangkan. Sejumlah ibu duduk di atasnya. Sementara ransel-ransel mereka masih digantung di dinding bangunan. Gedung dua lantai itu masih diisi oleh para pengungsi asing.
Padahal, tenggat waktu bagi mereka mendiami lokasi pengungsian ini telah habis. "Masih ada sekitar 200-an penghuni, mayoritas asal Afganistan," kata Muhammad Nazaru,salah seorang pengungsi asal Afghanistan di lokasi pengungsian di Kalideres, Jakarta Barat.
Menurut para pengungsi, bantuan uang tunai yang diberikan UNHCR sebesar Rp 1 juta untuk satu pengungsi dinilai tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Guna memenuhi kebutuhan air bersih di lokasi penampungan Kalideres ini para pengungsi harus membelinya di warung-warung yang berada di dekat lokasi penampungan. Ong Suhirman| Jakarta