Cerita Dibalik Kejamnya Rute Tanjakan Etape 4 Tour d'Indonesia 2019 di Ijen

admin-ajax (2)
admin-ajax (2) (Foto : )
Cerita dibalik kejamnya rute tanjakan etape 4 Tour d'Indonesia 2019 di Ijen, menempuh jarak 147 kilometer dan penuh rintangan tanjakan.
newsplus.antvklik.com - Etape 4 lomba balap sepeda Tour'd Indonesia sangat tidak disukai para peserta lomba. Pasalnya lomba berjarak 147,3 kilometer ini penuh dengan tanjakan berliku yang menguras stamina, mulai start dari Jember menuju Paltuding Ijen di Banyuwangi. Menurut UCI atau induk organisasi internasional olahraga sepeda, rute tanjakan di etape 4 ini masuk kategori hors class atau tanjakan dengan tingkat kesulitan tertinggi . Tanjakan hors class berada di Paltuding menuju Blue Fire atau sepanjang sekitar lima kilometer menjelang finish Tour d'Indonesia 2019. Juara etape 4 ini akhirnya direbut, pembalap Terengganu Cycling Team asal Eritrea (negara di Afrika), Metkel Eyob, dengan catatan 4 jam 16 menit 33 detik. Si raja tanjakan, Tomas Lebas dari Kinan Cycling Team yang diprediksi juara, gagal finish pertama. Lebas harus puas di peringkat dua. Disusul Amir Kolahdouz Magh (Taiyuan Moigee Cycling Team), Marcos Gracia Fernandez (Kinan Cycling Team) serta Benjamin Dyball dari Team Sapura Cycling yang mengisi posisi lima besar pembalap tercepat di etape keempat. "Lomba kali ini sangat ketat terutama di 10 kilometer terakhir saat tanjakan. Setelah tiga etape sebelumnya, kami berada di tanjakan yang curam. Saya melakukan yang terbaik untuk bisa mengambil etape ini, tim punya target menang di sini, jadi persiapan kami cukup bagus untuk itu," kata Eyob yang untuk pertama kalinya merasakan tanjakan curam di Ijen. "Saya sangat senang bisa memenangkan etape ini karena saya bisa merepresentasikan negara saya. Di Eritrea mirip seperti di sini tanjakannya, jadi itu sebabnya saya memilih datang ke sini untuk tanjakan ini," lanjutnya. [caption id="attachment_222942" align="alignnone" width="300"]

Cerita Dibalik Kejamnya Rute Tanjakan Etape 4 Tour d'Indonesia 2019 di Ijen . Foto : Antara/Sigid Kurniawan[/caption] Sementara itu, Lebas yang finis kedua menempati puncak klasemen  sementara Tour d'Indonesia, sekaligus pemegang green jersey. Lebas mencatatkan total waktu 16 jam 26 menit 03 detik di empat etape, menggeser Angus Lyons dari Oliver's Real Food Racing Team dengan selisih waktu 1 menit 37 detik. Kesuksesan Lebas menempati puncak klasemen tak lain berkat manuvernya di 10 kilometer terakhir dengan lintasan menanjak menuju Paltuding Ijen. Selain itu, Lebas juga meraih blue jersey atau 'raja tanjakan' di tiga kategori tanjakan yang terdapat di etape 4 Tour d'Indonesia. "Ini bukan etape yang mudah bagi saya. Tapi saya punya tim yang bagus dan kami akan coba untuk mempertahankan ini. Di Jepang ada Gunung Fuji juga sulit, tapi mungkin ini adalah tanjakan yang paling sulit yang pernah saya rasakan," ucap Lebas. Pebalap Asia Terbaik atau yellow jersey masih dipegang Goh Choon Huat dari Terengganu Cycling Team yang tampil konsisten sejak etape pertama. Sedangkan Red Jersey (sprinter) masih dipegang Rohan Du Play dari tim asal Afrika Selatan, ProTouch Cycling Team dan Aiman Cahyadi menjadi pebalap Indonesia tercepat. "Pada tanjakan terakhir jauh lebih sulit dari tanjakan yang ada di Tour de France, itu betul sekali. Perbedaannya ada pada persentase ketinggian tanjakan, di sini persentase tanjakannya lebih dari 80 persen. Ini luar biasa, ini sangat menarik, terutama buat saya pribadi," ujar Verdenet. Verdenet mengaku sempat khawatir dengan lomba balap sepeda nomor road race di Asia yang selalu dibandingkan dengan Eropa. Namun, ia terkejut ketika datang ke Asia dan melihat dan menemukan level tour yang diadakan sudah sangat bagus, baik dari segi pemilihan jalur maupun dari organisasi pelaksanaannya. (Berbagai Sumber)