jelasnya.Susilo menyebut, Dikko merupakan tahapan seleksi terberat bagi prajurit yang ingin diterima sebagai anggota Kopassus. Apabila gagal, para calon anggota Kopassus akan dikembalikan ke satuan awalnya.
"Pendidikan Komando menerapkan mekanisme pendidikan dengan sistem gugur, artinya sepanjang pelaksanaan pendidikan bila peserta didik dinyatakan tidak dapat melanjutkan pendidikan maka akan dikembalikan ke satuan awal,” ujar Susilo.Pusdiklatpassus tambah Sisilo, bertugas mencetak, mendidik dan melatih prajurit TNI agar memiliki kemampuan khusus yang handal. Diantaranya pendidikan Komando (Dikko) sebagai Kawah Chandradimuka pembentukan awal prajurit Kopassus. "Dikko-103 awalnya diikuti oleh 177 peserta, namun yang berhasil lulus menyelesaikan pendidikan sejumlah 150 peserta, dan 27 peserta tidak berhasil menyelesaikan pendidikan karena berbagai hal yang tidak mampu dipenuhi selama proses pendidikan,”
urainya.Sumber peserta didik jelasnya, merupakan hasil seleksi yang sangat ketat dari seluruh Komando Utama (Kotama) TNI AD di seluruh Indonesia, tak terkecuali dari bumi Cenderawasi Papua. "Mereka yang terpilih adalah terbaik, yang telah melewati serangkaian seleksi dan pendidikan yang sangat berat sebagaimana yang dijalani oleh prajurit-prajurit lainnya dari seluruh penjuru Nusantara,” terangnya.Suasana haru dan bangga meliputi seluruh prajurit mantan siswa dan keluarga yang sengaja diundang untuk menghadiri prosesi upacara penutupan pendidikan di Pantai Permisan tersebut.
Baca Juga :