Malang benar nasib yang dialami seorang petinju profesional pemegang dua sabuk juara Dunia, WBC Asia Youth dan sabuk IBF Pan Pacific kelas super light 63,5 kilogram, Rivo Kundimang.
newsplus.antvklik.com - Rivo yang belum lama ini meraih sabuk IBF Pan Pasific kelas 63,5 kilogram (Kg) dengan mengalahkan lawannya asal Filipina, Ryan Sarmona di ronde keempat secara TKO pada pertarungan Indonesia Big Fight XII di Jakarta, 6 April 2019 kini terpaksa harus menjadi kuli bangunan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.Petinju yang bernaung di bawah Sasana Tinju Navaz Boxing Camp (NBC) ini mengaku terpaksa menjalani pekerjaan buruh kasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama keluarganya di Manado, Sulawesi Utara. Prestasinya di dunia tinju profesional yang terbilang sukses seakan tidak di hargai di negeri sendiri.“Saat tinggal di Jakarta kurang lebih dua tahun, saya hanya mendapat jatah makan Rp50.000 perhari untuk dua orang bersama istri saya. Terkadang saya dan istri harus berhemat dengan hanya makan kacang-kacangan dan minum kopi serta jarang mendapatkan asupan suplemen vitamin. Saya juga hanya tinggal di sebuah ruko yang dikontrak promotor dan hanya tidur di bawah kolong tangga yang berukuran 2 x 1 meter,” ujar Rivo Kundimang.Petinju kelahiran Manado, 1 November 1997 itu lantas menceritakan, kalau dirinya tak jarang harus mengutang demi memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.Rivo mengaku memiliki sedikit kekecewaan karena merasa tidak mendapat pembayaran yang layak ketika meraih gelar juara WBC Asia Youth pada November 2018. Di pertandingan tersebut sesuai kontrak, Rivo mendapat bayaran Rp20 juta. Namun dia hanya dibayar Rp12 juta, itu pun tidak diberikan sekaligus, melainkan dicicil."Awalnya hanya dikasih Rp6 juta. Selanjutnya bervariasi, Rp2 juta, Rp1 juta, tapi belum lunas. Masih ada sisa Rp6 juta yang belum diberi sampai sekarang," ucapnya.Begitu juga dengan gelar IBF Pan Pasific yang diraihnya pada April 2019. Di pertandingan itu, petinju yang bertekad menjadi pengganti Chris John ini mengaku hanya mendapat bayaran Rp12 juta. Dia juga mendapat apresiasi dari sponsor berupa sebuah motor. Sayangnya sampai sekarang motor tersebut tak kunjung sampai ke tangannya.Rivo telah membukukan catatan 9 kali menang (4 kali menang KO) dan 1 kali seri dalam 10 laga internasional. Kurangnya honor, dan biaya hidup yang tinggi di Ibu kota menjadi alasan utama Rivo untuk kembali ke Manado dan memilih menjadi kuli bangunan.Tiap harinya ia bisa mendapatkan upah sebesar Rp150.000 setiap hari yang dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan bersama isteri. Namun jika belum ada panggilan kerja bangunan, Rivo kadang mencari pekerjaan lain yang bisa menghasilkan yang penting halal baginya.Selama di Manado, Rivo mengaku sudah beberapa kali menghubungi promotor terkait nasibnya, namun sayangnya tidak mendapat tanggapan yang positif.Sebelumnya, Benjamin Keilty, Supervisor IBF Pan Pacific dari Australia pernah menunjukkan ketertarikannya kepada Rivo. Dia bahkan pernah mengajaknya untuk mengikuti kejuaraan internasional di Makau. Tetapi sayangnya, Rivo tidak disetujui oleh promotor ketika itu.Kini Sang Juara tinju Dunia itu hanya numpang tinggal di rumah mertua di Jalan Pumorow, Banjer, Tikala, Rivo masih punya peluang besar masuk peringkat dunia IBF. Karena sesuai ketentuan IBF, jika ada petinju yang menjadi juara regional di bawah badan tinju IBF, maka yang bersangkutan bisa masuk peringkat dunia IBF.Rivo hanya berharap ada perhatian pemerintah pusat maupun daerah agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, karena selama ini dirinya berjuang keras dengan pencapaian prestasinya demi mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah internasional. Dari berbagai sumber
Baca Juga :