Aparat Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (AS) razia besar-besaran imigran gelap di Mississippi. Ratusan orang ditangkap di sejumlah pabrik. Sementara anak-anak imigran gelap kebingungan sendirian di rumah.
Newsplus.antvklik.com – Aparat Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) menggelar razia di tujuh pabrik pengolahan makanan di Morton Mississippi, Kamis (8/8/2019) sore waktu setempat.Saat razia berlangsung, ada kerumunan orang di luar pabrik. Mereka berharap aparat mau melepaskan kerabat atau rekan mereka yang terjaring razia.Banyak anak yang kehilangan orangtua saat pulang sekolah. Mereka sudah mendapati rumah dalam keadaan kosong. Kondisi inilah yang membuat anak-anak panik dan menangis.Di Forest Mississippi, atas inisiatif warga setempat, dengan sukarela membawa anak-anak yang kebingungan ke sebuah pusat kebugaran untuk bermalam.Para relawan juga membagikan makanan dan minuman hasil sumbangan para dermawan. Namun menurut televisi setempat, sebagian besar anak di sana lebih banyak menangis daripada makan.“Saya ingin ayah saya. Dia bukan kriminal,” kata seorang anak sambil terisak saat diwawancara reporter televisi setempat.Sementara pemilik tempat kebugaran, Jordan Barnes mengatakan, dirinya mengerti aturan hukum dan segala sesuatunya harus berdasarkan sistem (hukum). Namun semua orang butuh pelukan anak-anaknya. Dan ini yang terpenting bagi mereka (imigran gelap),” kata Jordan.Beberapa jam kemudian, anak-anak yang diungsikan ke pusat kebugaran bertemu dengan anggota keluarganya yang lain. Dan pusat kebugaran ini kembali beroperasi normal seperti biasa.Sedangkan di luar sebuah pabrik di Morton, banyak orang yang memarkirkan mobilnya. Di tengah udara dingin, semuanya menanti kabar akan nasib anggota keluarga mereka yang diciduk aparat.Sejauh ini aparat ICE telah merazia pabrik makanan di tujuh kota. Sedikitnya ada 680 orang imigran yang tak berdokumen resmi ditahan. Menurut juru bicara ICE, Bryan D Cox, lebih dari 300 orang di antara mereka telah dibebaskan.Bryan juga mengatakan, beberapa anak juga ditemukan bekerja dalam pabrik. Seorang di antara mereka masih berumur 14 tahun. Sumber: CNN
Baca Juga :