Papua Kirim Ratusan Siswa Belajar dengan Dana Otonomi Khusus
Tujuh putra-putri Papua ini adalah bagian dari sekira 30-an remaja Papua yang dikirim untuk belajar ke negara bagian Oregon, Amerika Serikat dengan menggunakan dana otonomi khusus.“Yang kemarin lulus itu adalah rombongan yang pertama saya kirim dari Papua tahun 2014. Mereka ini dikirim dengan dana otonomi khusus karena saya rasa perlu anak-anak kita belajar ke mana saja, ke dalam dan luar negeri. Kami kirim sebagian ke luar negeri karena belum banyak anak Papua mengenyam kesempatan pendidikan di luar negeri. Mengapa di Jawa bisa ada banyak anak dikirim ke luar negeri jadi dokter dan sebagainya, tapi Papua tidak? Itulah sebabnya saya ingin mereka belajar ke luar negeri,” papar Lukas.Ditambahkannya, bahwa sejak program mengirim putra-putri Papua ke luar negeri ini dimulai tahun 2014, sudah sekitar 500 orang belajar di berbagai negara, sebagian besar di Amerika Serikat.“Tiga ratus enam puluh mahasiswa kita belajar di Amerika, kami kirim belajar di berbagai kampus, di 23 negara bagian,” imbuhnya.Lebih jauh Lukas Enembe mengatakan ia tidak mensyaratkan mereka yang sudah lulus ini untuk kembali ke Papua, karena menurutnya mengharumkan nama Indonesia dan Papua dapat dilakukan di mana saja.“Pemerintah tidak mengharuskan mereka kembali untuk mengabdi. Mereka boleh mengabdi di mana saja di seluruh dunia asal tetap menjadi warga negara Indonesia, warga asli Papua. Itu harapan saya. Tentu saja mereka bisa kembali untuk membangun ke Papua, tetapi kami tidak mengharuskan. Bagi kami, mereka bisa mengharumkan nama Papua, nama Indonesia di mana saja. Jangan terpaku harus ada di Papua saja. Mereka yang tidak pulang pun tidak kami haruskan mengembalikan uang kuliah selama ini,” pesannya.
Meski Tak Diharuskan Mengabdi di Papua, Sherina Ingin Pulang Kampung
Yang menarik, Sherina Fernanda, yang kini sudah mendapat tawaran melanjutkan pendidikan strata dua dari tiga kampus bergengsi lain di Amerika, justru ingin pulang kampung.“Saya pribadi malah ingin pulang. Saya rindu Papua. Memang benar seperti kata Bapak Gubernur bahwa anak-anak Papua bisa mengharumkan nama Papua dan Indonesia dimana pun juga, tidak perlu harus dari Papua. Dengan kita bekerja dan berprestasi di tempat lain, kita bisa bantu Papua dan Indonesia dari tempat itu.Sherina kembali menegaskan, dirinya memang memimpikan pulang kembali dan bekerja di Papua. "Saya asli dari Biak, tetapi tinggal di Jayapura. Saya ingin pulang," aku Sherina.Sherina Fernanda memang berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Selain kuliah, sehari-hari ia juga bekerja sambilan dengan memberikan tutoring atau semacam les pribadi kepada mahasiswa lain yang membutuhkan tambahan bimbingan.“Tapi saya selalu libur pada hari Sabtu agar saya bisa mendekatkan diri pada Tuhan, bisa tetap membaca Alkitab, dan baru kemudian bertemu teman-teman dan beristirahat. Bagaimana pun hidup kita harus
balanced khan?,” tambahnya.
Syukuri Kelulusan, Putra-Putri Papua Gelar Upacara “Bakar Batu”