Sejumlah korban dilaporkan tewas dalam penembakan di dua masjid di kota Christchurch, Selandia Baru, Jumat pukul 13.45 siang waktu setempat.
newsplus.antvklik.com - Kedutaan Besar RI di Wellington mengimbau seluruh warga negara Indonesia (WNI) di Selandia Baru, terutama di Christchurch, untuk selalu waspada dan berhati-hati. Jika mengetahui ada WNI yang terkena dampak dari kejadian tersebut dimohon untuk menghubungi Rendy Ramanda di nomor (+62 21 1950 980).
Kantor berita Reuters
melaporkan, sedikitnya satu pelaku melepaskan tembakan secara membabi buta terhadap para jamaah yang sedang melakukan shalat. Salah satunya adalah di Masjid Al Noor.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jasinda Ardern, sangat terguncang atas penembakan tersebut. ”Ini merupakan salah satu hari tergelap bagi Selandia Baru. Jelas tindakan kekerasan ini luar biasa dan tak diduga-duga”, demikian pernyataan PM Ardern.
Sejumlah saksi mata menceritakan, bahwa pelaku adalah seorang pria yang menyamar berpakaian ala militer, dengan membawa senjata otomatis, lalu melepaskan tembakan secara membabi buta terhadap para jamaah di Masjid Al Noor.
Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, mengakui memang jatuh sejumlah korban dalam penembakan di dua masjid di kota Christchurch.
Polisi juga telah menahan satu orang, namun polisi belum yakin adanya orang lain yang terlibat. Polisi mengimbau warga tetap berada di rumah dan menjauh dari masjid, hingga situasi dinyatakan aman sepenuhnya.
Mike Bush menambahkan, kepolisian telah memburu pelaku penembakan sesaat setelah kejadian, polisi langsung bergerak cepat dengan mengerahkan jajarannya untuk mengatasi gangguan keamanan tersebut.
Namun diakui Bush, risiko ancaman keamanan tetap tinggi. Sekolah-sekolah dan perkantoran di kota Christchurch juga diminta tutup.
Media setempat melaporkan, penembakan terjadi di Distrik Hagley Park di kota Christchurch. Juga dilaporkan, polisi bersenjata juga dikerahkan ke sebuah masjid lagi di pinggiran kota Linwood.
Perihal jumlah korban, Radio Selandia Baru melaporkan, saksi-saksi mata di Masjid Al Noor menuturkan, setidaknya empat orang tergeletak di lantai, dan darah berceceran di mana-mana.
“Mengerikan mendengar adanya penembakan di masjid di kota Christchurch. Tindakan itu tidak dapat dibenarkan," kata Amy Adam, anggota parlemen asal Christchurch.
Berdasarkan sensus 2013, jumlah penduduk muslim di Selandia Baru hanya satu persen dari seluruh populasi. Mereka umumnya kaum imigran. PM Ardern mengakui, peristiwa penembakan di masjid tersebut bisa memengaruhi kehidupan mereka.
Para imigran sebenarnya ingin hidup tenang di Selandia Baru, dan menjadikan Selandia Baru sebagai tempat tinggal barunya. Para imigran menjadi bagian rakyat Selandia Baru. Karena itu, pelaku penembakan tidak layak mendapat tempat di Selandia Baru.
[caption id="attachment_200204" align="aligncenter" width="300"] Menteri Luar Negeri RI - Retno Marsudi[/caption]
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyebut bahwa tiga warga negara Indonesia berhasil lolos dari insiden penembakan itu.
"Tiga warga negara Indonesia berhasil melarikan diri. Sudah bisa melakukan kontak," kata Retno di Kantor Wakil Presiden di Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2019).
"Informasi awal mengatakan bahwa terdapat 6 warga negara Indonesia yang berada di masjid tersebut," imbuhnya.
Kemenlu katanya masih terus coba mencari WNI yang lain. Menurut informasi yang diperoleh, terdapat banyak WNI yang sedang berada di Kota Christchurch.
"Dapat saya sampaikan di Christchurch ada sekitar 330 WNI, 130 diantaranya adalah pelajar. Itu mendengar ada insiden penembakan tersebut, KBRI sudah menerjunkan tim," ucap Retno.
Retno juga memastikan sudah melakukan komunikasi dengan Duta Besar Indonesia di Wellington. Dia membenarkan peristiwa itu terjadi saat berlangsung salat Jumat di sana.
"Memang penembakan itu terjadi pada saat umat Islam sedang menjalankan salat," pungkas Retno.
Baca Juga :