Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jendral Polisi Suhardi Alius melaksanakan acara launching dan bedah bukunya yang berjudul Memimpin Dengan Hati, serta 3 buku lainnya yang diperkenalkan sekaligus dalam acara ini, yakni Pemahaman Membawa Bencana, Menjalin Sinergi dan Resonansi Kebangsaan. Keempat buku ini merupakan kumpulan catatan dan pengalaman Komjen Pol.
Suhardi Alius selama menjabat baik sebagai Kepala BNPT maupun Kabareskrim Polri. Buku Memimpin Dengan Hati dibahas oleh berbagai narasumber diantaranya, Guru Besar Bangsa, Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, Ketua Pansus DPR RI RUU Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Muhammad Syafii, Guru Besar ITB, Kuntoro Mangkusubroto dan terpidana bom bali Ali Imron.
Dalam acara launching dan bedah buku Memimpin Dengan Hati, terpidana bom bali Ali Imron menceritakan sedikit kisahnya dalam terorisme hingga sekarang justru pro antiterorisme.
Ali imron sepakat bahwa mengatasi terorisme tidak hanya menggunakan pendekatan hukum, namun juga dengan pendekatan hati, seperti pengalamannya bersama Suhardi Alius. Pertemuan korban terorisme yang cacat tangannya akibat bom JW Marriot dengan mantan teroris Ali Imron menyentuh hati para hadirin dalam acara ini.
Ali Imron yang menyatakan maaf kemudian bersalaman dengan korban yang tangannya tak lagi sempurna itu. “Kita coba pertemukan mantan teroris dan mantan korban, itu susah pak, ya kita coba dulu, kita undang dari 1000 orang.
Saya kalo ketemu mantan teroris banyak ijin ke belakang, dendam, takut, macem-macem, katanya. Tapi akhirnya 51 orang jadi volunteer, tapi kita deg-degan juga, bener ga nih, “ kata Komjen Pol. Suhardi Alius. Acara yang diselenggarakan di auditorium Lemhanas Jakarta, Kamis pagi (14/2) ini juga tampak dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti, Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara, para mantan Kapolri, pejabat lainnya dan akademisi. Laporan Limystina Novatra, Eko Prabowo, Achmad Djunaidi dari Jakarta.