Sebanyak 22 pejudo menyeberang menjadi atlet cabang olahraga Sambo dan Kurash di ajang Asian Games 2018. Namun, dari 22 pejudo tersebut 11 atlet telah kembali menekuni judo. PB PJSI mengirim surat teguran kepada seluruh Pengurus Provinsi PJSI, namun tindakan PJSI tersebut dianggap sebagai pelanggaran HAM.
newsplus.antvklik.com - Pengurus Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) mendapat sorotan dari masyarakat olahraga yang tergabung dalam Forum Peduli Olahraga pimpinan legenda judo Indonesia, Krisna Bayu, PB PJSI dituduh membatasi kiprah atlet dan pelatih untuk aktif di organisasi olahraga selain PB PJSI.
PB PJSI pun memberikan klarifikasi yang disampaikan sekretaris jenderal PB PJSI Mayjen (Purn) Bachtiar, "Kami tidak pernah membatasi hak individu, termasuk atlet-atlet dan pelatih yang ada dalam induk organisasi kami," tegasnya, dalam temu pers di Jakarta, Jumat, (18/1/2019).
[caption id="attachment_188256" align="alignnone" width="1280"]
Sekjen PB PJSI Bachtiar (tengah) menyangkal tuduhan pelanggaran HAM atas kasus perpindahan 11 atlet judo menekuni olahraga lain.[/caption]
Bachtiar mengatakan, pihaknya justru memberi kebebasan kepada atletnya untuk menggeluti cabang olahraga lain. Namun, untuk atlet berlevel nasional pihaknya meminta kepada para atlet tersebut untuk fokus pada cabang olahraga Judo. "Di luar itu, kalau ada yang mau aktif di cabang olahraga lain, kami mendorong mereka. Kami malah menyarankan agar mereka fokus pula dengan cabang olahraga pilihannya," kata Bachtiar.
Tuduhan mencuat usai PB PJSI mengirim surat edaran kepada seluruh Pengurus Provinsi PJSI yang diduga berisi larang atlet Judo, pelatih dan wasit Judo melakukan aktivitas di cabang olahraga lain.
Seperti diketahui, sebanyak 22 pejudo menyeberang menjadi atlet cabang olahraga Sambo dan Kurash pada Asian Games 2018 lalu. Namun, dari 22 atlet tersebut 11 atlet telah kembali menekuni judo.
Laporan: Eko Djatmiko, Jakarta
Baca Juga :