Kehadiran ‘Awan Tsunami’ Membentang di Langit Makassar

awan tsunami di makassar1
awan tsunami di makassar1 (Foto : )
newsplus.antvklik.com - Kehadiran awan berbentuk tsunami di langit Makassar, Sulawesi Selatan, sempat membuat geger sejumlah warga. Asalnya awan hitam jenis komulonimbus ini terlihat sangat jelas membentang diatas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
https://youtu.be/euyg-SilZGA Penampakan awan komulonimbus di langit Makassar yang terjadi pada 1 Januari awal tahun ini sempat viral di jagat maya. Dari rekaman video amatir warga terlihat penampakan awan dengan panjang yang diperkirakan 18 kilometer ini membentang sangat jelas  menggantung di atas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Makassar, Sulawesi Selatan.[caption id="attachment_183690" align="alignnone" width="300"] awan tsunami di makassar2
Awan kumulonimbus ini berada di atas Bandara Internasional Sultan Hasanuddin [/caption]Diketahui  awan berbentuk tsunami  ini bergerak dari arah laut Makassar dengan kecepatan 3 knot, kemudian terlihat menggulung tepat  di atas Bandara Sultan Hasanuddin. Fenomena awan komulonimbus ini merupakan  hal sering terjadi saat musim penghujan, dan sangat berbahaya bagi dunia penerbangan untuk dilalui oleh pesawat.“Sebenarnya awan model comulonimbus ini sudah lazim terjadi di Sulawesi Selatan, apalagi memasuki musim penghujan. Memang sering terbentuk dan itu menyeluruh bukan cuma di area tertentu. Bentuk seperti tsunami, makanya mengkhawatirkan. Sangat berbahaya bagi penerbngan, dan itu keputusan pilot untuk menghindari itu. Penerbang saat melakukan pendaratan perhatikan sekeliling bandara untuk berusaha menghindarinya, “ ujar Deputy GM Operasional Matsc Airnav Makassar, Deky Naudy Kamasi.Saat awan yang diketahui setinggi 5.000 meter dari atas permukaan tanah ini terjadi, lima pesawat yang hendak mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, sempat menunggu cuaca membaik untuk melakukan pendaratan. Kelima pesawat itu sebelumnya sempat berputar-putar di ruang udara Makassar selama 20 menit, sebelum melakukan pendaratan dengan baik.Laporan Asis Hamid dari Kabupaten Maros, Makassar, Sulawesi Selatan.