Isak tangis menyeruak ke udara, saat keluarga korban dibawa ke lokasi tempat jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP (JT 610) di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11). Wartawan yang meliput, bersama mereka, menumpang Kapal KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592.
Mereka diajak berputar dua kali di sekitar lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP. Selanjutnya, memanjatkan doa dan tabur bunga untuk anak, sahabat, ayah, ibu dan kerabat yang menjadi korban. KRI Banjarmasin 592. dan KRI Banda Aceh 593 yang digunakan untuk membawa keluarga korban dan wartawan ke lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11).
Inci Ayorbaba (33), keluarga korban, yang berdiri di atas dek kapal KRI Banda Aceh, menangis tak kuasa menahan rasa duka yang mendalam karena kehilangan suaminya bernama Paul Ferdinand Ayorbaba (43), saat melihat kedalaman Laut Jawa tersebut. "Ya ampun, kasihan sekali," ucapnya, dengan nada lirih.
Keluarga korban menangis saat doa dan tabur bunga bersama di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Selasa (6/11). Selain itu, ia juga mendoakan para tim SAR agar selalu diberi kesehatan dalam proses evakuasi korban dan bangkai pesawat Lion Air PK-LQP (JT-610) yang membawa 189 penumpang, termasuk pikot dan awak kabin.
"Semoga sampai di surga pada-Mu ya Tuhan, kami tahu itu yang terbaik buat kami. Kami serahkan semua ke tangan-Mu, bantu kami ya Tuhan supaya cepat ditemukan. Bantu para penyelam, bantu yang di Rumah Sakit Polri (Kramat Jati) untuk mudah proses identifikasi," doa Inci. Panglima Komando Armada 1 Laksamana Muda TNI Yudo Margono, saat memberikan keterangan kepada wartawan dan keluarga korban pesawat Lion Air PK-LQP JT-610, Selasa (6/11).
Panglima Komando Armada 1, Laksamana Muda TNI Yudo Margono mengatakan adanya prosesi doa bersama dan tabur bunga ini, tidak menghentikan proses pencarian dan evakuasi para korban serta puing-puing pesawat Lion Air PK-LQP (JT-610).
"Tidak dihentikan, diteruskan pencarian, sesuai dengan intruksi Presiden. Kami kerja 24 jam untuk mencari mengumpulkan puing-puing atau korban yang ada. Untuk kemudian dibawa ke JICT (Jakarta Internasional Container Terminal)," tegas Yudo Margono. Laporan Shandy March dan Achmad Junaidi