Gempa berkekuatan 4,6 Skala Richter yang mengguncang Lombok, Selasa (6/11) pukul 09.00 WITA, membuat seluruh pelajar SD Negeri 2 Sembalun Lawang, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, lari berhamburan keluar kelas.
Tangisan dan teriakan para pelajar yang merasa ketakutan membahana dari halaman sekolah, akibat gempa yang berpusat di Lombok Timur, koordinat 8,47 Lintang Selatan dan 116,57 Bujur Timur, pada kedalaman 10 kilometer tersebut.
Wali murid berdatangan ke SD Negeri 2 Sembalun Lawang, untuk menjemput anak-anak mereka karena merasa khawatir terjadi gempa susulan yang dapat mengancam keselamatan anak-anak mereka, meski tidak terjadi gempa susulan dan kegiatan belajar mengajar dapat dilanjutkan kembali.
Warta baiknya, gempa berkekuatan 4,6 Skala Richter ini tidak menyebabkan kerusakan bangunan, meski guncangan cukup kuat dirasakan di Kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Menanggapi gempa bumi tersebut, dalam keterangan tertulisnya, Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr. Ir. Muhamad Sadly M.Eng. menjelaskan bahwa gempa bumi ini relatif kecil, sehingga tidak cukup kuat untuk membangkitkan perubahan di dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Dari hasil monitoring BMKG selama sejam, belum ada gempa bumi susulan yang tercatat. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi hari ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal, yang dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan dari struktur sesar naik (thrust fault).
Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Trust),” terangnya. Laporan Herman Zuhdi dari Nusa Tenggara Barat