Rekomendasi Penimbunan di Kawasan Likuifaksi
Sementara, Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan, Ahmad Yurianto merekomendasikan penimbunan di wilayah terdampak likuifaksi. Seperti di wilayah Petobo yang lapisan tanahnya terangkat akan ditimbun. Cara terbaik adalah menimbun dengan tanah seperti selayaknya memakamkan jenazah dalam kehidupan masyarakat sehari hari.
“Pertimbangan terbaik dalam penanganan jenazah yang belum diketemukan setelah hari ke-7 adalah dengan tetap memakamkan di lokasi yang diduga jenazah itu berada,” ujar Yurianto melalui pesan pendek.
“Ini adalah bentuk penghormatan terhadap jenazah tersebut, di samping kemungkinan untuk bisa menemukan jenazah dalam keadaan utuh sangat kecil kemungkinannya, penggalian jenazah juga sangat berisiko terhadap penyebaran dan penularan bakteri-bakteri berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar.
”Yurianto juga menyampaikan bahwa perlu dilakukan oleh dinas terkait untuk melakukan pengecekan kualitas air tanah secara berkala. Selain itu, upaya yang perlu dilakukan ketika melalukan penimbunan yaitu pembuatan drainase yang baik agar air hujan bisa terkumpul dengan baik dan bisa diintervensi sebelum masuk sungai.
“Ideal jika timbunan ditanggul dan drainase dibuat dari semen,” ungkap Kepala Pusat Krisis Kemenkes. Hasil analisis sementara pemetaan spasial, wilayah terdampak likuifaksi pasca gempa Sulteng menyebabkan pengangkatan dan amblesan di Balaroa, Palu.
Sedangkan jumlah perkiraan rumah terdampak mencapai 1.045 unit. Luas wilayah terdampak mencapai 47,8 hektar. Jumlah perkiraan rumah terdampak di Petobo, Palu mencapai 2.050 unit dengan luas wilayah 180 hektar.